Presiden Joe Biden, Selasa (30/8), dengan tegas membela Biro Penyelidik Federal (FBI) karena kantor tersebut dan karyawannya mendapat kecaman dan ancaman kekerasan sejak menjalankan surat perintah penggeledahan di kediaman mantan Presiden Donald Trump di Florida pada awal bulan ini.
"Sangat memuakkan melihat serangan-serangan baru terhadap FBI, mengancam kehidupan penegak hukum dan keluarganya, karena hanya menjalankan hukum dan melakukan tugas mereka," kata Biden di hadapan lebih dari 500 orang di Universitas Wilkes. "Saya menentang pemangkasan dana polisi; saya juga menentang pemangkasan dana FBI."
Biden juga menggunakan pidatonya pada Selasa itu untuk mendukung upaya pencegahan kejahatan yang dilakukan oleh pemerintahannya dan terus menekan Kongres AS untuk menghidupkan kembali aturan federal yang telah lama kedaluwarsa yaitu pelarangan terhadap jenis senjata serbu.
Partai Demokrat dan Partai Republik telah bekerja sama dalam upaya yang jarang terjadi untuk meloloskan undang-undang keamanan senjata awal tahun ini setelah pembantaian di Buffalo, New York, dan Uvalde, Texas. Upaya itu merupakan larangan senjata api penting pertama yang disetujui oleh Kongres dalam hampir tiga dekade, tetapi Biden telah berulang kali mengatakan masih banyak yang harus dilakukan.
"Kita mengalahkan NRA. Kita melawan mereka dan mengalahkan NRA. Anda tidak tahu betapa mengintimidasi mereka terhadap pejabat terpilih," kata Biden dengan penuh bersemangat, seraya mengacu pada Asosiasi Pemilik Senjata Api Nasional (NRA).
"Kita tidak berhenti di sini. Saya bertekad untuk melarang senjata serbu di negara ini! Bertekad. Saya pernah melakukannya sebelumnya dan akan melakukannya kembali," pungkas Biden.
Sebagai senator AS, Biden sebelumnya berperan sentral dalam penerapan larangan sementara jenis senjata serbu, termasuk senjata api yang mirip dengan AR-15 yang sangat populer dalam beberapa tahun terakhir, dan dia ingin memberlakukan kembali undang-undang tersebut.
Biden berpendapat tidak ada alasan senjata semacam itu ada "di luar zona perang". Ia juga mengatakan orang tua dari para korban di Sekolah Dasar Robb di Uvalde harus menyerahkan DNA karena senjata yang digunakan dalam pembantaian itu membuat mayat para korban tidak bisa diidentifikasi. [my/jm]
Forum