Peringatan Hari Ulang Tahun Bhayangkara (Polri) ke-69 di Markas Komando Brigade Mobil (Brimob) Kelapa Dua Depok Rabu (1/7) diliputi suasana duka cita, terkait dengan jatuhnya pesawat milik TNI Angkatan Udara Hercules A1310 tipe C-130 di Medan Sumatera Utara Selasa (30/6).
Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan tamu lain yang hadir, mengenakan pita hitam di lengan kiri, menyampaikan duka cita serta doa untuk korban tewas serta para keluarga yang ditinggalkan.
"Kepada seluruh anggota keluarga yang ditinggalkan. Dan seluruh jajaran TNI AU. Atas nama seluruh rakyat Indonesia. Dan atas nama pribadi, saya ingin menyampaikan rasa belasungkawa atas gugurnya putra-putra terbaik TNI AU, dalam kecelakaaan Hercules," kata Presiden Joko Widodo.
Presiden dalam kesempatan itu juga memerintahkan agar penyebab kecelakaan pesawat Hercules C130 diinvestigasi secara mendalam agar semua tahu apa penyebab jatuhnya pesawat nahas itu. Terkait insiden ini, Presiden memerintahkan Menteri Pertahanan dan Panglima TNI untuk melakukan evaluasi penuh kondisi alat utama sistim pertahanan yang dimiliki agar tidak lagi terulang peristiwa serupa.
"Saya juga telah memerintahkan investigasi yang mendalam soal penyebab kecelakaan ini dan agar segera dilakukan. Saya juga telah memerintahkan kepada Menteri Pertahanan dan Panglima TNI, untuk melakukan perombakan mendasar tentang manajemen alutsista TNI. Dan juga sistim pengadaan alutsista harus diubah. Ini momentum. Kita tidak boleh lagi membeli senjata tetapi juga bergeser ke modernisasi sistim persenjataan," lanjut Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi berharap untuk ke depannya, industri pertahanan lebih diarahkan pada kemandirian industri dalam negeri.
"Industri pertahanan kita harus terlibat. Mulai dari rancang bangun produksi, operasional, latihan pemeliharaan, hingga pemusnahan alutsista yang sudah tua. Dan yang paling utama, pengadaaan alutsista harus diarahkan pada kemandirian industri pertahanan. Sehingga kita bisa sepenuhnya mengendalikan kesiapan operasional alutsista TNI," imbuhnya.
Agar tidak terjadi lagi kecelakaan pesawat militer, Presiden Jokowi menekankan kesiapan operasional mulai dari alat pertahanan hingga personil di lapangan.
"Saya juga ingin TNI memperkuat zero accident (kecelakaan nihil). Untuk setiap penggunaan alutsista TN. Pesawat tempur, pesawat angkut, kapal perang, kapal selam, hingga helicopter, serta perwira dan prajurit TNI yang mengawakinya. Harus berada dalam kesiapan operasional yang tinggi," pesan Presiden Jokowi .
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Madya Dwi Badarmanto mengatakan, seputar penyebab jatuhnya pesawat masih dalam penyelidikan. Dwi menekankan, pesawat Hercules ini biasa digunakan untuk pengangkutan prajurit dan logistik, termasuk perbantuan untuk tugas sosial kebencanaan.
"Mungkin penyelidikan masih perlu waktu ya. Tidak secepat itu. Kalau umur pesawat lah ya. Ini pesawat yang handal sebetulnya," kata Marsekal Madya Dwi Badarmanto.
Pesawat Hercules tipe C-130 milik TNI Angkatan Udara jatuh di sekitar Medan, Sumatera Utara pada Selasa (30/6). Jumlah korban tewas akibat insiden ini terus bertambah dan telah mencapai seratus orang lebih, termasuk penumpang pesawat, anggota TNI AU dan warga sipil.
Hingga kini proses evakuasi korban masih terus berjalan. Sejauh ini, jumlah korban tewas yang sudah teridenfikasi baru mencapai 28 orang dan seluruhnya merupakan anggota TNI AU.