Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Selasa (26/9) mendesak pasukannya untuk membangun “semangat militer yang tak tergoyahkan” dan berlatih lebih keras, ketika dia berpidato pada Hari Angkatan Bersenjata. Dia bertekad akan melakukan pembalasan segera terhadap setiap potensi provokasi yang dilakukan oleh Korea Utara.
“Meskipun ada peringatan berulang kali dari masyarakat internasional selama beberapa dekade terakhir, Korea Utara telah meningkatkan kemampuan nuklir dan rudalnya. Selain itu, negara ini secara terang-terangan mengancam akan menggunakan senjata nuklir. Hal ini merupakan ancaman nyata terhadap rakyat kita dan tantangan besar bagi perdamaian dunia," kata Presiden Yoon.
Pidato Yoon itu disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Korea Utara berusaha mendapatkan dukungan Rusia untuk meningkatkan persenjataan nuklirnya sebagai imbalan untuk pasokan senjata konvensional ke Rusia.
Yoon menyebut kemajuan program nuklir Korea Utara sebagai “ancaman nyata bagi rakyat kami,” namun mengatakan bahwa militer Korea Selatan akan segera membalas setiap provokasi Korea Utara. Ia menegaskan kembali bahwa jika Korea Utara menggunakan senjata nuklir, maka pemerintahannya akan punah oleh “tanggapan yang luar biasa” dari pasukan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS).
Dia berbicara pada upacara Hari Angkatan Bersenjata, setelah meninjau tentara dan sistem persenjataan di bandara militer dekat Seoul.
Kekhawatiran mengenai hubungan militer Korea Utara-Rusia berkobar sebelumnya bulan ini setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melakukan lawatan ke Rusia, bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dan mengunjungi situs-situs militer penting di sana.
Korea Utara dilaporkan berupaya menerima teknologi Rusia untuk menyelesaikan pengembangan satelit mata-mata, kapal selam bertenaga nuklir, dan rudal jarak jauh yang kuat. Jika sistem senjata tersebut selesai dibangun, ini akan menimbulkan ancaman keamanan besar bagi Korea Selatan dan Amerika Serikat, kata para ahli.
Dalam pidatonya, Yoon tidak menyebutkan hubungan Korea Utara-Rusia. Namun saat berpidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan lalu, Yoon mengatakan Korea Selatan “tidak akan tinggal diam” jika Korea Utara dan Rusia menyetujui kesepakatan transfer senjata yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang semua perdagangan senjata yang melibatkan Korea Utara.
Para pejabat Amerika juga telah memperingatkan bahwa Korea Utara dan Rusia akan menghadapi konsekuensi jika kedua negara itu terus melanjutkan kesepakatan tersebut. [lt/uh]
Forum