Presiden Park Geun-hye bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, Kamis (27/6). Pertemuan ini merupakan yang pertama bagi kedua pemimpin baru ini sejak mengambil-alih jabatan presiden di negara masing-masing.
Pemimpin Korea Selatan yang dapat berbahasa Mandarin dengan belajar sendiri itu berharap menggunakan pertemuan puncak tersebut untuk memperluas hubungan ekonomi bilateral dan menunjukkan sikap bersama menghadapi Korea Utara, sekutu tradisional China.
Kepada media Korea Selatan pekan ini, Park Geun-hye mengatakan akan berupaya “memperkuat kerjasama China-Korea Selatan” agar dapat mendorong Pyongyang meninggalkan senjata nuklirnya dan ikut serta dalam pembicaraan serius terkait hal ini.
Dalam konferensi pers bersama, Presiden baru China dan Korea Selatan telah menegaskan kembali tujuan mereka untuk menciptakan Semenanjung Korea yang bebas nuklir saat bertemu di ibukota China untuk pembicaraan pertama mereka sejak menjabat awal tahun ini.
Berbicara di Balai Agung Rakyat di Beijing hari Kamis (27/6), Xi Jinping dan Park Geun-hye sepakat mengenai perlunya pelucutan senjata nuklir, pemeliharaan perdamaian di wilayah tersebut, dan penyelesaian perselisihan melalui dialog.
Presiden Korea Selatan Park Geun-hye menambahkan bahwa kedua belah pihak yakin Korea Utara seharusnya tidak diperbolehkan memiliki senjata nuklir "dalam keadaan apapun."
Presiden Park melakukan kunjungan kenegaraan empat hari itu sebagian untuk meminta Presiden Xi agar menekan Korea Utara untuk kembali ke pembicaraan enam pihak guna mengakhiri program senjata nuklirnya.
Pyongyang adalah sekutu lama Beijing. Tapi, Korea Utara telah menghadapi kritik yang semakin kuat dari China karena melaksanakan uji coba nuklir pada bulan Februari, tanpa memperdulikan tentangan internasional. China mendukung sanksi baru Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara dan menindak bank-bank Korea Utara sebagai tanggapan atas uji coba tersebut.
Pemimpin Korea Selatan yang dapat berbahasa Mandarin dengan belajar sendiri itu berharap menggunakan pertemuan puncak tersebut untuk memperluas hubungan ekonomi bilateral dan menunjukkan sikap bersama menghadapi Korea Utara, sekutu tradisional China.
Kepada media Korea Selatan pekan ini, Park Geun-hye mengatakan akan berupaya “memperkuat kerjasama China-Korea Selatan” agar dapat mendorong Pyongyang meninggalkan senjata nuklirnya dan ikut serta dalam pembicaraan serius terkait hal ini.
Dalam konferensi pers bersama, Presiden baru China dan Korea Selatan telah menegaskan kembali tujuan mereka untuk menciptakan Semenanjung Korea yang bebas nuklir saat bertemu di ibukota China untuk pembicaraan pertama mereka sejak menjabat awal tahun ini.
Berbicara di Balai Agung Rakyat di Beijing hari Kamis (27/6), Xi Jinping dan Park Geun-hye sepakat mengenai perlunya pelucutan senjata nuklir, pemeliharaan perdamaian di wilayah tersebut, dan penyelesaian perselisihan melalui dialog.
Presiden Korea Selatan Park Geun-hye menambahkan bahwa kedua belah pihak yakin Korea Utara seharusnya tidak diperbolehkan memiliki senjata nuklir "dalam keadaan apapun."
Presiden Park melakukan kunjungan kenegaraan empat hari itu sebagian untuk meminta Presiden Xi agar menekan Korea Utara untuk kembali ke pembicaraan enam pihak guna mengakhiri program senjata nuklirnya.
Pyongyang adalah sekutu lama Beijing. Tapi, Korea Utara telah menghadapi kritik yang semakin kuat dari China karena melaksanakan uji coba nuklir pada bulan Februari, tanpa memperdulikan tentangan internasional. China mendukung sanksi baru Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara dan menindak bank-bank Korea Utara sebagai tanggapan atas uji coba tersebut.