Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan, Kamis (14/6), pemerintahnya perlu luwes mengerahkan tekanan militer jika Korea Utara bersunguh-sungguh mengenai usaha denuklirisasinya.
Menurut kantor Moon, presiden mengatakan, jika Korea Utara mengambil langkah-langkah denuklirisasi dan terus berdialog dengan AS, perubahan akan diperlukan dalam usaha membangun rasa saling percaya dengan Korea Utara.
Moon juga mengatakan, ia akan berhati-hati mempertimbangkan penghentian latihan militer dengan AS.
Presiden AS Donald Trump secara tak terduga, Selasa, mengumumkan akan menghentikan latihan militer itu setelah KTT dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Kedua pemimpin itu menandatangani kesepakatan yang menuntut pengakhiran program nuklir Korea Utara, penyediaan jaminan keamanan dari AS, pembangunan hubungan AS-Korea Utara, dan pemulangan tulang-belulang tahanan perang.
Sebelumnya Kamis, Moon menerima kunjungan Menlu AS Mike Pompeo yang berkonsultasi terkait KTT itu. Pemimpin Korea Selatan tersebut menyambut hasil pembicaraan Trump-Kim, dan mengatakan bahwa pembicaraan tersebut akan membantu usaha mewujudkan perdamaian di kawasan itu.
Pompeo mengungkapkan keyakinan bahwa AS mengambil langkah sangat tepat dan signifikan pada KTT di Singapura. Dan pada sebuah konperensi pers setelah pertemuan trilateral dengan para sejawatnya dari Korea Selatan dan Jepang, diplomat tertinggi AS itu membantah laporan dari media pemerintah Korea Utara yang menyatakan bahwa Presiden Trump setuju untuk secara bertahap mencabut sanksi terhadap Pyongyang, dengan mengatakan bahwa Trump sangat jelas mengungkapkan urutan langkah dalam proses itu.
"Kami ingin melihat denuklirisasi terwujud terlebih dahulu, baru kemudian ada pelonggaran sanksi,” kata Pompeo. Pompeo juga mengatakan, AS sangat ingin Korea Utara melakukan tindakan denuklirisasi yang dapat diverifikasi sebelum akhir masa jabatan pertama Trump di Gedung Putih Januri 2021. [ab/uh]