Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Kamis (29/6) menunjuk seorang akademisi konservatif yang sering mengkritik Korea Utara untuk memimpin Kementerian Unifikasi.
Kim Yung-ho, seorang dosen ilmu politik di Sungshin Women's University, merupakan kritikus vokal pelanggaran HAM Korea Utara dan berpendapat bahwa masalah tersebut harus diangkat "secara langsung di hadapan pemimpin Kim Jong Un". Kini, ia memimpin kementerian yang menangani hubungan dengan Korea Utara.
Dalam pengumuman penunjukannya, kantor kepresidenan menggambarkan Kim sebagai "orang yang tepat untuk mempromosikan kebijakan Korea Selatan yang berprinsip dan strategi penyatuan yang konsisten".
Kim, 63, kerap berbagi pandangannya tentang politik global dan Korea Utara di saluran YouTube-nya yang memiliki lebih dari 240.000 pelanggan. Saluran itu sendiri dinyatakan ditutup pada hari Kamis karena alasan pribadi.
Ia sebelumnya menjabat sebagai staf khusus Presiden Yoon untuk urusan unifikasi. Ia juga pernah menjabat sebagai utusan HAM di bawah pemerintahan konservatif Lee Myung-bak dan Park Geun-hye.
Kedua Korea mengadakan tiga pertemuan puncak di bawah pendahulu Yoon, Moon Jae-in, tetapi Pyongyang sebagian besar memutuskan kontak setelah gagalnya pertemuan puncak pada 2019 antara Kim Jong Un dan presiden AS saat itu Donald Trump.
Yoon yang konservatif dan mulai menjabat tahun lalu, telah menjanjikan pendekatan lebih keras terhadap Korea Utara yang bersenjata nuklir.
Calon menteri masih harus melalui sidang dengar keterangan di parlemen, meskipun persetujuan formal tidak diperlukan. [ab/uh]
Forum