Presiden Kroasia yang didukung oposisi, Zoran Milanović, seorang pengkritik Uni Eropa dan NATO, memenangkan kembali pemilu untuk masa jabatan lima tahun berikutnya pada Minggu (12/1), mengalahkan kandidat dari partai konservatif yang berkuasa dalam pemungutan suara putaran kedua, menurut hasil resmi yang hampir lengkap.
Milanović memenangkan hampir 74% suara dibandingkan dengan penantangnya Dragan Primorac, yang memperoleh sekitar 26%, menurut hasil yang dikeluarkan oleh otoritas pemilu Kroasia setelah lebih dari 70% surat suara dihitung.
Hasil tersebut memberikan dorongan besar bagi Milanović, yang merupakan kritikus dukungan militer Barat terhadap Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Milanović, 58, adalah politisi paling populer di Kroasia, dan terkadang sering dibandingkan dengan Presiden terpilih AS Donald Trump karena gaya komunikasinya yang agresif terhadap lawan politiknya.
Kemenangannya juga memicu konfrontasi lanjutan dengan Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic.
Perdebatan antara keduanya selama masa jabatan pertama Milanović telah menandai gejolak politik Kroasia.
Milanović juga menang dengan nyaman pada putaran pertama pemungutan suara pada tanggal 29 Desember lalu, mengalahkan Primorac, seorang ilmuwan forensik yang sebelumnya gagal mencalonkan diri sebagai presiden, sementara enam kandidat lainnya tertinggal jauh.
Pemilihan putaran kedua antara dua pesaing teratas diperlukan karena Milanović gagal memperoleh 50% suara – atau hanya kekurangan 5.000 suara, sementara Primorac tertinggal jauh dengan 19%.
Pemilu Kroasia diselenggarakan ketika negara anggota Uni Eropa dan NATO yang berpenduduk 3,8 juta jiwa tersebut sedang berjuang menghadapi inflasi yang tinggi, skandal korupsi, dan kekurangan tenaga kerja.
Meskipun jabatan presiden sebagian besar bersifat seremonial di Kroasia, presiden terpilih memegang otoritas politik dan bertindak sebagai panglima militer tertinggi. [ab/ns]
Forum