Presiden AS Barack Obama bertemu dengan para pemimpin dari negara-negara besar Eropa di Jerman, Jumat (18/11), untuk membahas keamanan dan tantangan ekonomi yang dihadapi mitra trans-Atlantik itu.
Pertemuan dengan para pemimpin Jerman, Inggris, Perancis, Italia dan Spanyol itu melanjutkan pembicaraan panjang yang dilakukan Obama sehari sebelumnya dengan Kanselir Angela Merkel.
Dalam pertemuan yang mungkin terakhir sebelum dia mengakhiri masa jabatannya pada bulan Januari dan Presiden terpilih Donald Trump masuk ke Gedung Putih, Obama membawa pesan kesatuan Amerika dan kerja sama abadi ke jantung Eropa Kamis, menekankan kepada Jerman dan semua orang Eropa bahwa Amerika Serikat akan terus terlibat dengan dunia.
Obama meminta penggantinya, Donald Trump, agar tegas dalam menghadapi Rusia, mengatakan harapannya adalah bahwa presiden terpilih itu mengambil "pendekatan konstruktif serupa" yang dia lakukan, "menemukan bidang-bidang di mana kita dapat bekerja sama dengan Rusia, di mana nilai-nilai dan kepentingan kita bertabrakan."
"Saya tidak berharap presiden terpilih akan mengikuti persis pendekatan kita, tapi harapan saya adalah bahwa dia tidak hanya mengambil pendekatan politik riil dan menyarankan kita membuat perjanjian dengan Rusia, jika itu merugikan orang atau melanggar norma-norma internasional atau menelantarkan negara-negara kecil yang rentan atau membiarkan masalah jangka panjang di wilayah seperti Suriah, bahwa kita melakukan apa yang nyaman pada saat itu," kata Obama dalam konferensi pers dengan Merkel di Berlin.
Pemimpin AS itu memilih Jerman sebagai perhentian utama lawatan luar negeri terakhirnya sebagai presiden. Negara ini memiliki perekonomian terbesar Eropa dan mitra dagang utama AS, anggota penting NATO dan menampung ribuan tentara AS.
Para pengamat menduga Merkel mungkin menjadi suara liberal yang paling menonjol di kawasan di mana gerakan nasionalis menggalang kekuatan. [as/ab].
