Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk pertama kalinya mengakui secara terbuka bahwa ia menolak kesempatan kesepakatan perdamaian dua negara dengan Israel tahun 2008 yang seharusnya bisa memberinya hampir semua tanah yang diinginkan orang Palestina.
Tawaran mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mencakup penarikan Israel hampir sepenuhnya dari Tepi Barat dan daratan yang tersambung ke Jalur Gaza. Kota Tua Yerusalem timur, lokasi tempat-tempat suci Yahudi dan Muslim, akan berada di bawah pengawasan internasional.
Dalam wawancara dengan televisi Israel Channel 10, Abbas menyatakan menolak kesepakatan itu karena tidak diberi kesempatan mempelajari peta yang memaparkan tawaran Olmert.
Olmert, berbicara kepada Israel TV, mengatakan kepada Abbas, 50 tahun lagi barulah rakyat Palestina mendapat tawaran seperti yang diberikannya.
Abbas mengatakan dalam wawancara yang ditayangkan Selasa malam bahwa negosiasi berlanjut, tetapi berantakan tak lama kemudian karena Olmert, yang menghadapi tuduhan korupsi, mengundurkan diri. [ka]