Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan penyelenggaraan Konferensi perdamaian internasional selambat-lambatnya pertengahan tahun ini dalam upaya menembus kemacetan dalam proses perdamaian Timur Tengah.
Abbas mengatakan dalam pertemuan bulanan Dewan Keamanan PBB di New York hari Selasa (20/2) yang membahas rencana perdamaian dimana pihak-pihak menahan diri untuk tidak mengambil tindakan sepihak selama berlangsungnya perundingan, penghentian kegiatan permukiman Israel, dan penangguhan rencana Amerika untuk memindah kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Duta Besar Amerika untuk PBB Nikki Haley mengirim pesan kepada rakyat Palestina bahwa Amerika siap bekerja sama untuk mencapai penyelesaian atas konflik Israel-Palestina.
"Amerika siap bekerja sama dengan kepemimpinan Palestina. Para perunding duduk di belakang saya, siap berunding, tetapi kami tidak akan mengejar-ngejar Anda. Pilihan terletak di tangan Anda, Presiden Abbas,” kata Haley.
Baca juga: AS Bantah Klaim Netanyahu bahwa Kedua Pihak Bahas "Aneksasi Israel"
Haley juga mengatakan rakyat Palestina tidak diperlukan persetujuannya untuk pemindahan kedutaan besar Amerika ke Yerusalem, karena keputusan itu sudah final.
Abbas sudah meninggalkan ruangan ketika Haley menyampaikan pidatonya.
Duta Besar Israel untuk PBB Danny Dannon memanfaatkan hal itu dan menuduh Abbas “melarikan diri” dan mengatakan bahwa Abbas bukan lagi “bagian dari solusi,” tetapi justru bagian dari masalah.
"Abbas datang, menyampaikan imbauan dan meninggalkan tempat. Dan ia mengharapkan kita memenuhi imbauannya. Itu tidak akan terjadi. Satu-satunya cara melangkah maju adalah melakukan perundingan langsung antara Israel dan Palestina,” ujar Dannon.
Baca juga: Sekjen PBB: Konsensus Solusi 2-Negara Konflik Israel-Palestina 'Bisa Terkikis'
Ketegangan telah meningkat antara Israel dan Palestina, sehingga meningkatkan keprihatinan bahwa ini akan berkembang menjadi konflik baru.
Sekjen PBB António Guterres memperingatkan bahwa konsensus global untuk solusi dua negara mungkin terkikis. [ds]
