Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan militernya siap menempatkan kembali senjata beratnya di garis depan di Ukraina Timur seandainya para pemberontak dukungan Rusia masih melanggar kesepakatan gencatan senjata yang dicapai sebelumnya bulan ini.
Poroshenko mengatakan Jumat (27/2), militer Ukraina siaga setiap saat untuk menghadapi musuh. Ia juga mengatakan, ancaman militer dari timur – maksudnya, Rusia – masih tetap ada meskipun seandainya gencatan senjata bertahan.
Menlu Rusia Sergei Lavrov, Jumat (27/2), mengatakan ada kemajuan dalam penarikan senjata di Ukraina timur. Ia menegaskan pentingnya mencari penyelesaian atas aspek-aspek lain dari gencatan senjata, termasuk isu-isu kemanusiaan penting dan reformasi konstitusi di kawasan Donbas, Ukraina timur.
Hari Kamis (26/2), pasukan Ukraina mulai menarik artileri dari satu desa garis depan di Ukraina timur dekat kota Debaltseve yang dilanda perang, di bawah pengawasan seksama pemantau Eropa yang mengawasipersetujuan gencatan senjata.
Para pejabat militer hari Kamis menunjukkan kepada para wartawan dari kantor berita Reuters truk-truk yang menarik artileri 100 milimeter dari desa Paraskoviyvka, sementara Kyiv mengakui pengurangan besar serangan pemberontak dalam 3 hari ini.
Untuk hari kedua berturut-turut hari Kamis, para pejabat militer Ukraina melaporkan tidak adanya korban jiwa dalam pertempuran di daerah-daerah dekat perbatasan Rusia itu, yang meningkatkan prospek bahwa gencatan senjata yang diperantarai internasional yang dicapai tanggal 12 Februari akan bertahan. Namun, pihak berwenang Kyiv mengatakan jadwal penarikannya dapat disesuaikan kalau kedudukan tentara Ukraina diserang.