Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Suriah, Selasa (7/1), dan bertemu dengan sejumlah pejabat negara itu, termasuk Presiden Bashar al-Assad, kata media pemerintah Suriah dan seorang juru bicara Kremlin.
Kunjungan Putin ini merupakan yang kedua kalinya di negara yang dikoyak perang itu, di mana pasukannya telah berperang membantu pasukan pemerintah Suriah sejak 2015.
Kunjungan itu berlangsung di tengah-tengah ketegangan antara Iran – sekutu penting Suriah – dan Amerika Serikat, menyusul pembunuhan seorang jenderal senior Iran dalam serangan udara AS di Irak, negara tetangga Iran.
Kematian jenderal Garda Revolusi Iran Qassem Soleimani telah memicu seruan di berbagai penjuru Iran untuk melakukan pembalasan terhadap Amerika.
Pasukan AS berbasis di bagian timur Suriah, sehingga menjadikan negara itu lokasi potensial dalam konflik dengan Iran.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Putin mengunjungi pos komando Rusia di Damaskus dan bertemu Presiden Bashar Assad di sana. Kedua pemimpin itu menerima laporan-laporan militer terkait situasi di sejumlah wilayah di Suriah.
Kantor berita pemerintah Suriah, SANA, tidak mengungkapkan rincian kunjungan Putin itu , dan hanya mengatakan bahwa Putin bertemu dengan Assad di sebuah pangkalan militer di ibukota.
Terakhir kali Putin mengunjungi Suriah adalah pada tahun 2017, sewaktu ia menyatakan bahwa misi pasukan Rusia di Suriah telah tuntas. Rusia selama ini adalah pendukung utama Assad dan telah membantu pasukan pemerintah Suriah merebut kembali sebagain besar wilayah yang sempat dikuasai pemberontak.
Konflik Suriah berlangsung sejak Maret 2011 telah mengakibatkan lebih dari 400.000 orang tewas. [ab/uh]