Pemimpin oposisi Sudan Selatan, Riek Machar, kembali ke negaranya pada Sabtu (19/10).
Dia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Salva Kiir dalam upaya untuk membentuk sebuah pemerintahan bersatu.
Kedua pemimpin itu punya waktu kurang dari sebulan untuk menuntaskan perjanjian, menurut sebuah perjanjian perdamaian yang ditandatangani setahun lalu.
Sudan Selatan meraih kemerdekaan dari negara tetanggannya, Sudan, pada 2011. Tapi pada 2013 terjadi kekerasan terkait perebutan kekuasaan antara Presiden Kiir dan Machar, wakil presiden. Pertikaian itu menyebabkan ratusan ribu warga Sudan Selatan tewas dan memaksa jutaan orang mengungsi.
Machar meminta jaminan keamanan dirinya sebelum pulang ke Sudan Selatan secara permanen.
Dia akan diangkat sebagai wakil presiden pertama dari lima di bawah pemerintahan persatuan nasional. [vm/ft]