Media pemerintah Iran melaporkan Presiden Suriah Bashar Al Assad hari Minggu (8/5) melawat ke Iran, sekutu terdekatnya di kawasan, untuk melangsungkan pertemuan dengan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei di mana kedua pemimpin menyerukan hubungan yang lebih kuat antara Iran dan Suriah.
Ini merupakan lawatan kedua Assad ke Teheran sejak dimulainya perang saudara di Suriah tahun 2011. Kantor berita pemerintah Iran, IRNA, melaporkan dalam lawatan ini ia juga bertemu Presiden Iran Ebrahim Raisi.
“Suriah saat ini tidak seperti sebelum perang, meskipun ketika itu tidak ada kehancuran, tetapi rasa hormat dan prestise Suriah lebih besar dibanding sebelumnya dan semua orang melihat negara ini sebagai kekuatan,” ujar Khamenei pada Assad, sebagaimana dilaporkan stasiun-stasiun televisi pemerintah.
Assad mampu mengubah gelombang perang saudara di negaranya, yang bergulir dari demonstrasi-demonstrasi pro-demokrasi tahun 2011, dengan bantuan penting dari milisi proksi Iran dan intervensi militer Rusia tahun 2015.
Televisi pemerintah Iran mengutip pernyataan Assad yang mengatakan, “Hubungan strategis Iran dan Suriah telah mencegah dominasi rezim Zionis (Israel) di wilayah itu.”
Nournews Iran melaporkan saat ini Assad telah meninggalkan Teheran dan kembali ke tanah air.
Iran menolak mengakui Israel sebagai negara. Israel telah sering melakukan serangan terhadap apa yang digambarkan sebagai sasaran Iran di Suriah, di mana pasukan yang didukung Teheran – termasuk Hezbollah Lebanon – telah dikerahkan selama sepuluh tahun terakhir untuk mendukung Assad dalam perang saudara di Suriah.
Kantor berita semi-resmi Iran, Tasnin, melaporkan dalam pertemuannya dengan Assad, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan prioritas pemerintahnya adalah memperkuat hubungan strategis dengan Suriah.
Dalam beberapa tahun terakhir ini telah tumbuh pengaruh ekonomi Iran di Suriah, yang memasok pemerintah Assad dengan jalur kredit dan memenangkan kontrak bisnis yang menguntungkan. [em/jm]