Kantor berita pemerintah Suriah mengatakan, Presiden Bashar al-Assad telah menetapkan tanggal 26 Februari sebagai hari penyelenggaraan referendum nasional mengenai konstitusi baru.
Presiden Assad menjanjikan referendum itu dalam sebuah pidato pada bulan Januari lalu, dengan mengatakan bahwa konstitusi baru itu akan terfokus pada sistem multi partai.
Pemerintah Suriah menyepakati sebuah undang-undang Juli lalu yang memungkinkan pembentukan partai-partai politik di luar partai Ba’ath yang berkuasa, yang telah memegang kendali sejak 1963.
Sementara itu, para aktivis HAM mengatakan pasukan pemerintah melancarkan serangan hari Rabu terhadap kota pusat demonstrasi, Hama. Mereka mengatakan pasukan pemerintah menyerbu daerah-daerah tempat tinggal penduduk di kota Hama hari Rabu dan bahwa kabel-kabel telepon di kota itu dipotong.
Di Homs, kira-kira 40 kilometer ke selatan, para aktivis mengatakan ledakan pipa saluran minyak dekat distrik Muslim Suni Baba Amr yang dikuasai pemberontak menyebabkan kepulan besar asap membubung ke udara. Mereka menuding militer menyebabkan ledakan itu, sementara pemerintah mengatakan pelakunya adalah “teroris.”
Satu dari dua penyulingan minyak Suriah terletak di Homs, dan para aktivis mengatakan serangan yang telah berlangsung hampir dua minggu terhadap kota itu oleh pasukan pemerintah telah menewaskan ratusan orang.
Para pejabat Suriah telah menyalahkan “teroris bersenjata” atas terjadinya pemberontakan yang telah berlangsung 11 bulan terhadap kekuasaan otokratik Presiden Bashar al-Assad.