Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Jumat (1/1), memuji kemajuan pulau itu dalam mengatasi pandemi virus corona dan menumbuhkan ekonomi saat menghadapi ancaman militer dari China.
Dalam pidato Hari Tahun Baru tahunannya, Tsai mengatakan Taiwan telah secara efektif menaklukkan virus itu melalui kepercayaan terhadap profesionalisme, serta semangat saling percaya dan persatuan. Ia mengatakan Taiwan melalui tahun 2020 tanpa lockdown atau gangguan serius pada bisnis dan pendidikan.
Taiwan telah dipuji karena upayanya yang cepat dan berkelanjutan untuk menangkal Covid-19, dengan hanya tujuh kematian dan kurang dari 800 kasus yang dikonfirmasi, meskipun lokasinya dekat dengan China, tempat pandemi dimulai.
Tsai mengatakan, Taiwan berinvestasi pada rakyatnya dengan mengalokasikan dana pensiun bagi petani dan pembangunan perumahan umum dan taman kanak-kanak baru, di samping proyek-proyek industri baru untuk menciptakan lapangan kerja.
“Namun, sementara ekonomi tumbuh dan pasar saham berkembang pesat, Taiwan dan wilayah sekitarnya terancam oleh aktivitas pesawat militer dan kapal perang di sisi lain Selat Taiwan, '' kata Tsai, merujuk pada China, yang telah meningkatkan ancamannya untuk secara paksa mencaplok pulau yang dianggap sebagai bagian dari wilayahnya itu.
Ia mengatakan stabilitas dalam hubungan lintas selat tidak hanya menjadi keprihatinan kedua belah pihak tapi juga masyarakat dunia.
Masih menurut Tsai, Taiwan, yang membeli senjata pertahanan dan menerima dukungan politik yang kuat dari AS, akan tetap berpegang pada kebijakannya saat ini. Ia berharap dapat berdialog dengan Beijing atas dasar kesetaraan dan saling menghormati.
China memutuskan hubungan dengan pemerintah Tsai tak lama setelah pelantikannya tahun 2016 untuk masa jabatan pertama, dan menuntut Tsai mengakui Taiwan sebagai bagian dari China.
Beijing terus meningkatkan aksi militer, ekonomi dan diplomatik selama bertahun-tahun Tsai menjabat sehingga mendorong Tsai untuk memperkuat pertahanan pulau itu dan mengupayakan hubungan yang lebih dekat dengan Washington dan negara-negara besar lainnya yang memiliki hubungan dekat dengan Taiwan, meskipun tidak menjalin hubungan diplomatik resmi.
Beijing telah memprotes keras hubungan Taiwan-AS yang lebih erat, dan diperkirakan akan marah dengan rencana Taipei mengeluarkan paspor baru yang secara mencolok menampilkan kata Taiwan di sampulnya, bukan Republik China, nama resmi pemerintah. [ab/uh]