Presiden Amerika Donald Trump mengatakan ada kesempatan baik ia akan bertemu sejawatnya Presiden Iran Hassan Rouhani dalam waktu dekat. Berbicara pada konferensi pers bersama dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron pada KTT G7 di Biarritz, Perancis, Senin (8/27), Trump mengatakan ia tidak ingin Iran menderita di bawah sanksi-sanksi ekonomi tetapi Amerika Serikat “tidak dapat membiarkan mereka memiliki senjata nuklir.”
Persetujuan Presiden Amerika Donald Trump untuk berbicara dengan Presiden Iran Hassan Rouhani muncul sehari setelah Presiden Perancis Emmanuel Macron bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif di sela-sela KTT G-7. Presiden Perancis itu sungguh-sungguh ingin menyelamatkan perjanjian nuklir 2015 dengan Iran yang ditinggalkan Trump tahun lalu. Trump bersikukuh bahwa perjanjian itu “buruk” bagi semua pihak kecuali Iran.
Presiden Trump mengatakan, "Mereka dibiarkan menguji misil balistik. Anda tidak diizinkan pergi ke berbagai lokasi untuk mengecek. Sebagian dari lokasi-lokasi itu adalah tempat yang paling jelas untuk menciptakan atau membuat senjata nuklir. Dan semua itu harus diubah. Dan hal-hal lainnya juga harus diubah.”
“Hal-hal lain” yang dimaksud itu mencakup campur tangan Iran dalam konflik regional, dukungannya bagi berbagai kelompok teroris seperti Hizbullah yang berbasis di Lebanon dan agresinya baru-baru ini di Selat Hormuz. Amerika Serikat memberlakukan sanksi-sanksi keras terhadap Iran untuk membuat negara itu kembali merundingkan perjanjian nuklir. Teheran menolak gagasan tersebut, tetapi Trump hari Senin mengatakan bahwa hal tersebut mungkin telah berubah.
Presiden Trump mengemukakan, "Inflasi mereka melambung tinggi. Ekonomi mereka mundur seluruhnya. Sanksi-sanksi jelas sangat merugikan mereka. Saya tidak ingin melihat itu, saya tidak ingin melihat itu. Mereka adalah bangsa yang hebat. Saya tidak ingin melihat itu. Kita tidak dapat membiarkan mereka memiliki senjata nuklir. Tidak dapat membiarkan ini terjadi. Jadi, saya pikir ada kesempatan yang benar-benar baik kami akan bertemu.”
Macron mengatakan pembicaraan Perancis dengan Iran telah menetapkan “syarat-syarat bagi pertemuan” antara Trump dan Rouhani “dalam beberapa pekan mendatang” untuk mengetahui apakah mereka dapat mencapai suatu kesepakatan.
Presiden Macron menyatakan, “Saya masih sangat berhati-hati, tetapi saya pikir ini akan menghentikan eskalasi dan akan membuat kita mencapai sasaran-sasaran yang kita kejar.”
Rouhani mengatakan ia siap bertemu dengan pemimpin manapun jika itu akan membantu negaranya.
Presiden Rouhani mengemukakan, "Meskipun peluang keberhasilannya bukan 90 persen, tetapi 20 atau 10 persen, kita harus bergerak menuju itu. Kita tidak boleh kehilangan kesempatan.”
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyambut baik perkembangan itu. Johnson mengatakan, "Kami membahas Iran, dan kami semua sepakat bahwa Iran berdasarkan alasan apapun tidak boleh dibiarkan memiliki senjata nuklir. Dan jelas ada kesempatan bagi Iran sekarang ini untuk kembali mematuhi perjanjian nuklir, JCPOA, dan untuk memulai kembali dialog, serta untuk menghentikan perilakunya yang memecah belah di kawasan.”
Kanselir Jerman Angela Merkel menekankan pentingnya kemauan untuk berbicara. Jerman adalah penandatangan perjanjian nuklir dengan Iran, bersama dengan Inggris, Perancis, Rusia dan China. [uh/ab]