Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali meminta anggota Kongres agar menyetujui rancangan undang-undang mengenai pengendalian kepemilikan senjata untuk mencegah penembakan di sekolah, dua minggu setelah 17 orang tewas di sebuah SMA di Florida.
Trump memunculkan kembali isu itu dalam cuitan lewat Twitter, Kamis (1/3), sehari setelah mengadakan pertemuan di Gedung Putih dengan para anggota Kongres mengenai masalah yang hangat itu.
“Banyak ide, ada yang bagus dan ada yang tidak begitu bagus, muncul dari pertemuan bipartisan kami di Gedung Putih kemarin mengenai keamanan di sekolah. Pemeriksaan latar belakang merupakan sebagian besar percakapan. Zona bebas senjata terbukti menjadi sasaran pembunuh. Setelah bertahun-tahun, sebuah RUU harus muncul. Hormati Amandemen Kedua!” tulisnya.
Dalam pertemuan tersebut, Trump menuduh anggota Kongres “takut” dengan National Rifles Association (NRA), sebuah asosiasi lobi senjata yang kuat.
Trump mengatakan bahwa dia akan memberikan “pemikiran yang sangat serius" terhadap proposal yang akan menaikkan usia legal untuk membeli senapan seperti AR-15, yakni jenis senjata yang digunakan dalam penembakan di Parkland, Florida, dari 18 tahun menjadi 21 tahun.
Baca juga: Walmart, Dick's Sporting Goods Batasi Penjualan Senjata Api
“Saya dapat mengatakan bahwa NRA menentangnya, dan saya adalah penggemar NRA. Tidak ada penggemar yang lebih besar dari saya,” kata Trump. Tapi, dia menambahkan, dia dan NRA tidak harus selalu menyepakati “semua hal.”
Dalam pertemuan hari Rabu (1/3), Trump menyerukan agar dibuat “satu undang-undang besar” untuk menangani masalah kepemilikan senjata . Dia menanyakan apakah berbagai saran dari para senator dapat ditambahkan pada RUU mengenai pemeriksaan latar belakang calon pembeli senjata api. [lt]