Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyatakan China harus menerima status Taiwan sebagai pulau yang berpemerintahan sendiri.
Dalam pidato Tahun Baru dari kantornya, Presiden Tsai mengatakan China harus “menghormati desakan 23 juta orang untuk kebebasan dan demokrasi,” dan agar kedua pihak menghadapi kenyataan bahwa ada perbedaan mendasar antara “nilai-nilai dan gaya hidup” serta sistem politik mereka.
Hubungan antara Beijing dan Taipei telah tegang sejak Tsai, pemimpin Partai Progresif Demokratik yang prokemerdekaan, mulai menjabat pada tahun 2016 dan menolak untuk menerima konsep China dan Taiwan bergabung sebagai satu China.
Beijing telah meningkatkan sikap agresifnya terhadap pulau berpemerintahan sendiri itu, dengan melancarkan latihan-latihan militer di Selat Taiwan, menghambat partisipasi Taipei dalam berbagai organisasi internasional, dan membujuk beberapa negara agar mengalihkan hubungan diplomatik dari Taiwan ke China.
Presiden Tsai meminta China agar mengupayakan cara-cara “damai” dalam menyelesaikan perselisihan di antara mereka.
Pernyataan Tsai disampaikan sehari sebelum Presiden China Xi Jinping dijadwalkan berpidato untuk memperingati 40 tahun pidato bersejarah “Pesan untuk Rekan-Rekan Senegara di Taiwan” yang pada akhirnya mendorong hubungan diplomatik antara kedua pihak yang saling bersaing itu. [uh]