JAKARTA —
Dalam pidato perpisahannya di Kemenko Perekonomian di Jakarta, Senin (19/5), Hatta Rajasa mengatakan pemerintah dan masyarakat Indonesia harus bersyukur karena perekonomian Indonesia terus membaik. Namun diingatkannya Menko Chairul Tanjung masih harus menyelesaikan empat tugas besar.
“Yang pertama: stabilitas harga, yang kedua menjaga sustainability and credibility dari fiskal kita, yang ketiga menjaga pertumbuhan pada angka yang pas dalam situasi kita perlu stabilitas, dan yang keempat mengurangi current account deficit kita sambil tetap membuat surplus capital account kita dan itu artinya investasi harus betul-betul kita jaga dengan baik,” kata Hatta Rajasa.
Pada kesempatan sama Menko Chairul Tanjung berjanji akan berusaha menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya hingga pemerintahan baru terbentuk. Bahkan Menko Chairul Tanjung menegaskan, akan berusaha menciptakan pondasi perekonomian yang kuat untuk dilanjutkan oleh pemerintahan mendatang.
“Untuk bersama-sama bekerja keras, bahu membahu agar kita bisa menyelesaikan tugas kita di pemerintahan ini dengan sebuah prestasi yang gilang gemilang, dan mampu juga menciptakan pondasi yang baik untuk pemerintahan yang akan datang," kata Chairul Tandjung.
"Saya tahu tugas di kantor kementerian perekonomian lebih banyak kepada policy, oleh karenanya saya minta dukungan khusus menjembatani antara kementerian koordinator perekonomian dengan sekretaris negara dan sekretaris kabinet agar dalam lima bulan ini banyak hal bisa dilaksanakan dengan cepat,” lanjutnya.
Sementara menurut Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardoyo, Pergantian Hatta Rajasa kepada Chairul Tanjung sebagai Menko bidang Perekonomian merupakan langkah tepat.
“Yang utama memang perlu kerja sama yang pak Chairul punya kekuatan, yaitu koordinasi di antara menteri dan juga koordinasi dengan dunia usaha, dan juga koordinasi pemerintah pusat dan daerah. Saya optimis bahwa ini akan menjadi satu momentum yang baik, pak Hatta digantikan dengan pak Chairul Tanjung,” jelas Agus Martowardoyo.
Dalam dua periode pemerintahan Presiden Yudhoyono, Chairul Tanjung selalu menolak masuk dalam kabinet dengan berbagai alasan. Bahkan Menko Chairul Tanjung sudah menegaskan sejak ia ditunjuk menggantikan Hatta Rajasa bahwa ia hanya bersedia membantu untuk lima bulan kedepan dan tidak bersedia jika pemerintahan terpilih nanti memintanya bergabung dalam kabinet.
“Yang pertama: stabilitas harga, yang kedua menjaga sustainability and credibility dari fiskal kita, yang ketiga menjaga pertumbuhan pada angka yang pas dalam situasi kita perlu stabilitas, dan yang keempat mengurangi current account deficit kita sambil tetap membuat surplus capital account kita dan itu artinya investasi harus betul-betul kita jaga dengan baik,” kata Hatta Rajasa.
Pada kesempatan sama Menko Chairul Tanjung berjanji akan berusaha menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya hingga pemerintahan baru terbentuk. Bahkan Menko Chairul Tanjung menegaskan, akan berusaha menciptakan pondasi perekonomian yang kuat untuk dilanjutkan oleh pemerintahan mendatang.
“Untuk bersama-sama bekerja keras, bahu membahu agar kita bisa menyelesaikan tugas kita di pemerintahan ini dengan sebuah prestasi yang gilang gemilang, dan mampu juga menciptakan pondasi yang baik untuk pemerintahan yang akan datang," kata Chairul Tandjung.
"Saya tahu tugas di kantor kementerian perekonomian lebih banyak kepada policy, oleh karenanya saya minta dukungan khusus menjembatani antara kementerian koordinator perekonomian dengan sekretaris negara dan sekretaris kabinet agar dalam lima bulan ini banyak hal bisa dilaksanakan dengan cepat,” lanjutnya.
Sementara menurut Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardoyo, Pergantian Hatta Rajasa kepada Chairul Tanjung sebagai Menko bidang Perekonomian merupakan langkah tepat.
“Yang utama memang perlu kerja sama yang pak Chairul punya kekuatan, yaitu koordinasi di antara menteri dan juga koordinasi dengan dunia usaha, dan juga koordinasi pemerintah pusat dan daerah. Saya optimis bahwa ini akan menjadi satu momentum yang baik, pak Hatta digantikan dengan pak Chairul Tanjung,” jelas Agus Martowardoyo.
Dalam dua periode pemerintahan Presiden Yudhoyono, Chairul Tanjung selalu menolak masuk dalam kabinet dengan berbagai alasan. Bahkan Menko Chairul Tanjung sudah menegaskan sejak ia ditunjuk menggantikan Hatta Rajasa bahwa ia hanya bersedia membantu untuk lima bulan kedepan dan tidak bersedia jika pemerintahan terpilih nanti memintanya bergabung dalam kabinet.