Para penyelidik Turki terus menekan Arab Saudi dengan serangkaian pembocoran informasi mengenai pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, di konsulat Saudi di Istanbul.
Para pemimpin Eropa mengatakan ada kebutuhan mendesak untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi pada wartawan itu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji akan mengungkapkan rincian kematian Khashoggi dalam pidato pada hari Selasa (23/10).
Informasi baru terus bermunculan hampir setiap hari mengenai kematian jurnalis Jamal Khashoggi. Pada hari Senin, sumber-sumber Turki merilis apa yang mereka katakan sebagai video dari Khashoggi palsu yang diperankan oleh orang Saudi, yang meninggalkan konsulat dengan mengenakan pakaian Khashoggi.
Laporan-laporan dari Turki mengatakan Khashoggi secara brutal disiksa, dibunuh dan dimutilasi pada 2 Oktober. Saudi belum mengungkapkan di mana mayat Khashoggi berada.
Presiden Donald Trump mengatakan kepada para wartawan Senin bahwa dia berbicara dengan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman. “Kami mengirim staf ke Arab Saudi dan mereka sekarang ada di sana. Kami mengirim personel intelijen terbaik di Turki, dan kami akan melihat informasi apa yang akan kita dapatkan. Kita akan mengetahuinya besok,” kata Trump.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengutuk pembunuhan itu dengan sekeras-kerasnya dan mengumumkan konsekuensinya. “Ada kebutuhan mendesak untuk mengklarifikasi apa yang terjadi. Kita masih jauh dari kejelasan, dan mereka yang bertanggung jawab mesti ditindak. Ketiga, saya setuju dengan semua orang yang mengatakan bahwa ekspor senjata, meskipun sudah terbatas, tidak dapat dilakukan dalam situasi seperti sekarang,” kata Merkel.
Trump kembali menegaskan bahwa dia tidak siap untuk menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi. Di tengah-tengah protes keras atas pembunuhan itu, dan keprihatinan akan upaya Saudi untuk menutup-nutupi peristiwa itu, sebagian pakar mengatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dapat memegang kunci untuk informasi mengenai apa yang terjadi, dan kemungkinan mencari berbagai pilihan berbeda tentang cara terbaik memanfaatkan informasi yang dimilikinya.
Leon Panetta, mantan Menteri Pertahanan Amerika berpendapat tentang peran Presiden Erdogan dalam hal ini, “Di satu sisi, dia dapat membuat semacam kesepakatan dengan Arab Saudi jika mereka memberikan penjelasan dengan alasan yang lemah tentang bagaimana semua ini telah terjadi, dan Turki sampai pada titik tertentu mendukung penjelasan itu, sebagai imbalan untuk mendapat bantuan ekonomi dari Arab Saudi. Itu mungkin pilihan yang menarik.”
Erdogan mengatakan dia akan mengungkapkan “kebenaran terbuka” tentang pembunuhan Khashoggi dalam pidato untuk partainya pada hari Selasa. [lt/uh]