Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Senin (4/4), mengatakan ia sedang menyiapkan landasan hukum untuk menuntut "pasukan Rusia yang bersalah" ke pengadilan atas dugaan kejahatan yang telah mereka lakukan.
Rusia menghadapi penolakan global dan tuduhan kejahatan perang. Begitu pasukannya keluar dari pinggiran Kyiv, ibu kota Ukraina, mayat-mayat tampak bergelimpangan di jalan-jalan. Mayat-mayat tersebut diduga adalah warga sipil, di mana sebagian dari mereka sepertinya dibunuh dari jarak dekat.
Gambar-gambar mengerikan dari mayat-mayat yang dibiarkan begitu saja atau dikubur secara tergesa-gesa memunculkan seruan bagi sanksi yang lebih keras terhadap Kremlin, yaitu penghentian impor bahan bakar dari Rusia.
Berbicara dalam pesan video, Presiden Zelenskyy menuduh Rusia "mencoba memutarbalikkan fakta", dan "meluncurkan kampanye bohong untuk menyembunyikan rasa bersalah mereka karena telah melakukan pembunuhan massal warga sipil di Mariupol".
Dalam pesan itu, Zelenskyy mengatakan "beberapa pemimpin Eropa" menunggu sampai "ratusan orang kami" tewas "dalam penderitaan" agar dunia internasional semakin menekan Rusia.
Jerman dan Prancis bereaksi dengan mengusir puluhan diplomat Rusia, dengan menyatakan bahwa mereka adalah mata-mata. Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin harus diadili karena kejahatan perang. [ka/lt]