Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak Badan Energi Atom Internasional (IAEA) agar bersikap lebih tegas terhadap Rusia menyusul pencaplokan wilayah Zaporizhzhia dan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di daerah tersebut oleh pasukan Rusia.
Dalam sebuah pertemuan dengan Sekretaris Jenderal IAEA Rafael Grossi di Kyiv pada Kamis (6/10), Zelenskyy mengatakan ia menunggu IAEA untuk melontarkan sebuah pernyataan keras terhadap Rusia. Setiap pihak menunggu “kecaman ini,” katanya.
Kawasan Zaporizhzhia sebagian besar berada di bawah kendali Rusia dan merupakan satu dari empat kawasan yang dianeksasi oleh Presiden Vladimir Putin. Aneksasi tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional.
Kawasan itu merupakan lokasi sebuah PLTN besar yang kini dikuasai Rusia; wilayah kotanya yang memiliki nama yang sama dengan pembangkit tersebut masih berada di bawah kendali Ukraina.
Putin menandatangani sebuah dekrit, pada Rabu (5/10), yang mendeklarasikan bahwa Rusia mengambil alih fasilitas pembangkit yang dilengkapi dengan enam reaktor itu, sebuah langkah yang Kementerian Luar Negeri Ukraina sebut sebagai tindak kejahatan yang "tidak sah".
Grossi, pada Kamis, mengatakan dia berencana untuk membahas upaya untuk membentuk zona perlindungan yang aman di sekeliling PLTN itu dengan pejabat Ukraina dan juga pejabat Rusia di Moskow.
Pada hari yang sama, Zelenskyy juga bertemu dengan pemimpin dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) Samantha Power di Kyiv.
Sebuah undang-undang anggaran belanja yang ditandatangani Presiden Joe Biden pada minggu lalu menjanjikan bantuan untuk Ukraina senilai $12,3 miliar, yang ditujukan untuk memenuhi baik kebutuhan militer maupun layanan publik.
Power mengatakan, Washington berencana untuk mendidtribusikan $4,5 miliar pertama dari anggaran tersebut dalam beberapa minggu mendatang. [jm/lt]
Forum