Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengecam apa yang ia sebut “serangan besar-besaran'' oleh Twitter dan “sayap kanan internasional'' terhadap akunnya dan beberapa instansi pemerintah pada situs jejaring media sosial itu.
Maduro hari Kamis mengatakan, lebih dari 6.000 dari 1,4 juta pengikutnya secara misterius dihapus dari akun Twitter-nya sebagai bagian kampanye mendestabilisasi pemerintahannya.
Pemerintah mengatakan akun koran pro-pemerintah dan otoritas imigrasi Venezuela juga dihentikan, demikian pula akun dua kementerian.
Jurubicara Twitter Nu Wexler mengatakan situs web itu tidak berkomentar tentang masalah tersebut.
Maduro aktif dalam media jejaring sosial seperti juga mendiang Presiden Hugo Chavez. September lalu, ia meluncurkan profil dalam bahasa Perancis, Inggris, Arab dan Portugis untuk menyebarkan cita-cita revolusi sosialisnya pada abad ke-21.
Maduro hari Kamis mengatakan, lebih dari 6.000 dari 1,4 juta pengikutnya secara misterius dihapus dari akun Twitter-nya sebagai bagian kampanye mendestabilisasi pemerintahannya.
Pemerintah mengatakan akun koran pro-pemerintah dan otoritas imigrasi Venezuela juga dihentikan, demikian pula akun dua kementerian.
Jurubicara Twitter Nu Wexler mengatakan situs web itu tidak berkomentar tentang masalah tersebut.
Maduro aktif dalam media jejaring sosial seperti juga mendiang Presiden Hugo Chavez. September lalu, ia meluncurkan profil dalam bahasa Perancis, Inggris, Arab dan Portugis untuk menyebarkan cita-cita revolusi sosialisnya pada abad ke-21.