Sekjen PBB Antonio Guterres dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan bertemu hari Kamis dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di kota Lviv, Ukraina Barat. Agenda pertemuan mereka diperkirakan mencakup krisis pangan global, ancaman terhadap sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir dan mencari solusi politik bagi perang yang diluncurkan Rusia.
Berbagai upaya untuk meringankan krisis pangan terus berlangsung. Kapal-kapal yang membawa produk ekspor Ukraina kini dapat berlayar di bawah perjanjian yang diperantarai PBB dan Turki akhir Juli lalu dengan Rusia dan Ukraina.
Guterres, Jumat (19/8) dijadwalkan mengunjungi pelabuhan di Odesa. Keesokan harinya ia akan terbang ke Istanbul untuk mengunjungi Pusat Koordinasi Bersama yang memantau sistem ekspor, termasuk inspeksi kapal-kapal yang keluar masuk Ukraina, sesuai permintaan Rusia.
Pusat itu mengatakan tim-tim inspeksi diperkirakan akan melakukan pemeriksaan pada hari Kamis (18/8) terhadap empat kapal yang berlayar dari Ukraina awal pekan ini.
Kapal-kapal tersebut adalah Osprey S, yang membawa jagung ke Turki, Ramus yang membawa gandum berlayar ke Turki, Brave Commander yang membawa gandum ke Djibouti dan kapal Bonita yang membawa jagung ke Korea Selatan.
Empat kapal lainnya siap diinspeksi dalam perjalanan mereka menuju Ukraina. Rusia telah berupaya memastikan bahwa kapal-kapal yang memasuki Ukraina tidak membawa senjata untuk pasukan Ukraina.
Tiga kapal lagi meninggalkan pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam pada hari Rabu (17/8). Pusat koordinasi mengatakan Sara, yang membawa 8.000 metrik ton jagung, dan Efe, yang membawa 7.250 metrik ton minyak biji bunga matahari, meninggalkan pelabuhan Odesa dan bertolak ke Turki.
Petrel S, yang bermuatan 18.500 metrik ton produk sela minyak dari biji bunga matahari, meninggalkan pelabuhan Chornomorsk menuju Amsterdam, kata pusat koordinasi itu. Sejak ekspor dimulai pada 1 Agustus, 24 kapal telah meninggalkan Ukraina. [uh/ab]
Forum