Presiden China Xi Jinping dan Nguyen Phu Trong, ketua Partai Komunis Vietnam yang berkuasa, telah bertemu di Beijing dalam rangka usaha untuk memperbaiki hubungan yang telah tegang karena sengketa maritim di Laut China Selatan.
Media pemerintah China mengatakan Xi mengatakan kedua negara harus dengan wajar mengelola sengketa mereka atas Laut China Selatan untuk menciptakan lingkungan yang damai dan stabil di kawasan itu.
Nguyen Phu Trong memimpin delegasi tingkat tinggi ke Beijing untuk kunjungan tiga hari setelah penempatan menghebohkan oleh China sebuah anjungan minyak di perairan yang disengketakan tahun lalu.
Nguyen Xuan Cuong, Wakil Direktur Institut Vietnam untuk Penelitian China, mengatakan kunjungan itu menunjukkan hubungan yang sehat antara Hanoi dan Beijing sementara kedua negara memperingati ulang-tahun ke-65 penegakan hubungan diplomatik.
Tetapi, kunjungan Trong juga diadakan menjelang kunjungannya yang jarang ke Washington tahun ini, kunjungan yang telah dikukuhkan oleh dutabesar Amerika untuk Hanoi, Ted Osius.
Tuong Lai, mantan penasehat perdana menteri Vietnam, mengatakan ia tidak heran mendengar keputusan ketua partai berkunjung ke China terlebih dahulu, karena Vietnam “selalu meminta nasehat dari tetangga raksasanya mengenai masalah-masalah penting.”
Namun, para pengamat mengatakan tindakan agresif China di Laut China Selatan telah memperdekat Vietnam dengan Washington. Lai mengatakan Vietnam harus memanfaatkan peluang untuk bersekutu dengan Amerika karena bekas musuhnya itu sedang melakukan penyeimbangan kembali kebijakan terhadap Asia.
Mantan penasehat perdana menteri Vietnam itu termasuk di antara puluhan anggota terkemuka partai komunis yang meminta kepada para pemimpin mereka agar mengajukan gugatan hukum terhadap Beijing ke Mahkamah Internasional bidang Hukum Laut.
Tetapi tindakan demikian belum diambil oleh Hanoi, walaupun Vietnam telah mengutarakan dukungan pada gugatan maritim Filipina terhadap China.