Sekitar satu dari sembilan pria di Amerika terinfeksi virus penyebab kanker, human papillomavirus (HPV), secara oral, sebuah penelitian baru menunjukkan, Selasa (17/10). Jumlah ini tiga kali lipat lebih banyak dari tingkat infeksi pada perempuan, menurut penelitian tersebut.
HPV adalah salah satu penyakit menular seksual yang paling umum terjadi. Sebagian besar infeksi tidak menyebabkan gejala dan hilang sendiri. Tapi virus tersebut bisa menyebabkan kanker pada tenggorokan, anus, penis, leher rahim, vagina dan vulva, serta kutil pada alat kelamin dan lesi pada saluran pernafasan bagian atas.
Di antara orang dewasa Amerika berusia 18-69 tahun, para peneliti memperkirakan sekitar 11 juta pria dan 3,2 juta wanita di seluruh negara memiliki infeksi HPV secara oral. Pria berisiko tinggi terkena HPV oral saat mereka melakukan hubungan seks oral dengan pria lain atau dengan pasangan yang juga memiliki infeksi HPV kelamin.
Meningkatnya tingkat infeksi HPV di antara pria dapat membantu menjelaskan mengapa kasus kanker tenggorokan pada pria sekarang lebih sering ditemukan daripada kanker serviks pada wanita, kata penulis penelitian senior, Ashish Deshmukh, seorang peneliti kesehatan masyarakat di University of Florida di Gainesville.
"Kami memiliki vaksin HPV untuk anak laki-laki dan perempuan yang berpotensi menurunkan tingkat munculnya kanker akibat HPV di masa depan," kata Deshmukh melalui email. "Tapi serapan rendah vaksin di antara anak laki-laki dan ketidakseimbangan pemberian vaksin tetap menjadi perhatian."
Di Amerika, vaksin HPV direkomendasikan untuk anak-anak pada usia 11 atau 12 tahun, dengan tujuan melindungi mereka dari virus sebelum mereka aktif secara seksual. Vaksin HPV juga diberikan kepada remaja dan orang dewasa yang mungkin belum pernah divaksinasi sebelumnya.
Tapi pada tahun lalu, hanya sekitar separuh anak perempuan dan bahkan lebih sedikit anak laki-laki mendapat suntikan dua dosis yangdiperlukan memberikan perlindungan penuh terhadap virus tersebut, Deshmukh mengatakan.
Kanker yang paling umum yang diakibatkan infeksi HPV adalah oropharyngeal squamous cell carcinoma (OPSCC), sejenis kanker kepala dan leher yang tidak lazim pada pria, berdasarkan catatan peneliti dalam Annals of Internal Medicine.
Walaupun vaksin HPV dapat membantu mencegah tumor-tumor ini, vaksin saat ini hanya direkomendasikan untuk orang berusia di atas 26 tahun dan banyak pria sudah terlalu tua untuk menerima suntikan tersebut.
Untuk penelitian ini, peneliti memeriksa data survei perwakilan nasional dari 4.493 pria dan 4.641 perempuan. Mereka menemukan bahwa secara keseluruhan, 11,5 persen pria dan 3,2 persen wanita memiliki infeksi HPV oral.
Jenis virus berisiko tinggi, HPV 16, adalah penyebab infeksi oral pada 7,3 persen pria dan 1,4 persen wanita. Namun di antara mereka yang melaporkan pasangan seks sesama jenis, 12,7 persen pria dan 3,4 persen perempuan berisiko tinggi terkena infeksi.
Satu keterbatasan dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian itu bergantung pada peserta survei untuk melaporkan secara akurat orientasi seksual dan perilaku. Adanya stigma pada kelompok ini mungkin mendorong beberapa peserta tidak melaporkan kondisi sebenarnya demikian catatan para penulis.
Selain vaksinasi, kondom juga bisa membantu menurunkan risiko transmisi HPV, kata Deshmukh. Pria dan wanita dapat bisa mendapatkan pemeriksaan untuk kanker dubur, dan wanita bisa mendapatkan pemeriksaan kanker serviks untuk mendeteksi tumor lebih awal agar lebih mudah diobati, kata Deshmukh menambahkan. [aa/fw]