Seorang pria berusia 61 tahun di Kota Wuhan, China, meninggal karena pneumonia atau radang, setelah muncul wabah virus yang belum diidentifikasi tersebut. Kata pejabat kesehatan Wuhan, Sabtu (11/1/2020), tujuh orang lainnya dilaporkan dalam kondisi kritis.
Saat ini total ada 41 orang yang didiagnosis terjangkit pathogen tersebut. Komisi Kesehatan Kotamadya Wuhan dalam pernyataan yang diunggah di situs webnya mengatakan, dalam tes laboratorium awal terhadap patogen itu, yang dikutip oleh media pemerintah China awal pekan ini, mengarah kepada jenis baru koronavirus.
Dikatakan patogen itu adalah "penyebab pneumonia virus yang tidak diketahui".
Dua dari mereka yang telah terinfeksi tersebut telah keluar dari rumah sakit dan sisanya dalam kondisi stabil. Menurut komisi itu, 739 orang yang dianggap telah melakukan kontak dekat dengan pasien telah disterilkan.
Pria itu adalah korban pertama wabah yang dimulai pada Desember. Ia adalah konsumen tetap pasar makanan laut di kota itu. Kata otoritas kesehatan, pria itu sebelumnya juga didiagnosis menderita tumor di perut dan penyakit hati kronis.
Berbagai perawatan yang dijalani setelah dirawat di rumah sakit tidak membuahkan hasil. Ia meninggal pada 9 Januari malam karena gagal jantung. Komisi itu menambahkan pria tersebut dinyatakan positif terkena virus, tambahnya.
Otoritas kesehatan Wuhan juga mengatakan para pasien terutama adalah penjual dan pembeli di pasar makanan laut. Hingga saat ini tidak ada staf medis yang terinfeksi, juga tidak ada bukti jelas penularan dari manusia ke manusia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Kamis (9/1/2020) bahwa anggota baru dari keluarga virus yang menyebabkan Sindrom Pernafasan Akut Parah yang mematikan (SARS) dan wabah Sindrom Pernafasan (MERS), bisa menjadi penyebab wabah saat ini.
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan infeksi mulai dari flu biasa hingga SARS. Beberapa jenis virus menyebabkan penyakit yang kurang serius, sementara beberapa jenis yang menyebabkan MERS, jauh lebih parah.
Pada 2003, pejabat Cina menutupi kasus wabah SARS selama berminggu-minggu sebelum akhirnya lonjakan jumlah korban jiwa dan rumor memaksa pemerintah untuk mengungkapkan epidemi itu. Penyakit ini menyebar dengan cepat ke kota dan negara lain. Lebih dari 8.000 orang terinfeksi dan 775 meninggal. [ah/ft]