Produk Indonesia kembali mencuri perhatian di ajang pameran terbesar di Amerika bagian utara, NYNOW 2019, di kota New York. Selama empat hari pameran pada pertengahan Agustus ini, para pengusaha Indonesia berhasil mendapatkan pembeli atau agen penjualan yang akan menjual produk-produk mereka masuk kedalam pasar Amerika.
"Baru kali ini saya ikut pameran di NYNow, dan sudah langsung mendapatkan retail seller. Mudah-mudahan produk saya bisa langsung dijual di toko-toko disini", kata Miral Meng, pengrajin perhiasan dan pemilik Semomondeezy Handmade dari Jakarta, kepada VOA.
Miral memproduksi berbagai perhiasan manik dengan desain yang sederhana dan seperti kancing, benang dan kain. Produk ini ternyata disukai oleh pengunjung yang sebagian besar adalah distributor produk, pemilik gerai dan toko serta pengusaha ekspor-impor produk-produk kriya.Pameran dagang produk kerajinan dan furniture ini diikuti oleh ribuan brand dan produk dari seluruh dunia.
Sementara desainer fesyen yang juga founder dari Batik Chic, Novita Yunus merasakan perbedaan pemeran kali ini dengan pameran NY NOW 2015 yang pernah diikutinya.
"Kita membawa koleksi-koleksi sustainable fashion, ada asesoris, tas, syal. Alhamdulillah tahun ini kita mendapatkan buyer", kata Novita pemenang Kartini Award 2016 dan peraih beasiswa short course Australian Award untuk bidang Fashion di Queensland University.
"Baju desain saya menggunakan corak dan warna Indigo", tambah Novita sambil menjelaskan produk-produk yang menarik perhatian buyers.
Tahun ini pameran NYNow diiikuti oleh sekitar 25.000 buyers, brand, retail dan perusahaan perdagangan dari seluruh dunia. Melalui ruang pameran Paviliun Indonesia, Indonesia menghadirkan delapan belas produk dengan berbagai variasi seperti perhiasan, batik, travel goods, fashion, batik hingga furniture serta home décor dari kayu, bambu, rotan.
Delapan belas pengrajin tersebut adalah Kayou (Banten), Indorisakti (Yogjakarta), Studio Dapur (Bandung), Kana Goods (Banten), Djalin (Bandung), Duanyam (Jakarta), Rengganis (Bandung), Sackai Bags (Jakarta), Satori Rattan (Cirebon), Bantal Cantik Alisya (Sumatera Selatan), Bahalap (Kalimantan Timur), Semomondeezy (Jakarta), Krema/Khalkote Permai (Papua), Nahdi Jewelry (Jakarta), Batik Chic (Jakarta), Nancy Craft (Jakarta), Kanipara (Bali), dan Galeri Batik Jawa (Yogjakarta). Kehadiran mereka didukung oleh KJRI New York, Badan ekonomi Kreatif (bekraf), Bank Indonesia, Bank Rakyat Indonesia dan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta.
“Pasar home décor di Amerika merupakan pasar yang sangat besar dan menjanjikan bagi pengrajin/UKM Indonesia. Keikutsertaan Indonesia di NYNOW ini melalui proses pelatihan, kurasi dan persiapan yang cukup panjang selama 6 bulan sejak Februari 2019 dengan melibatkan konsultan AS", kata acting Konsul Jenderal RI di New York, Yohannes Jatmiko saat ditemui VOA dilokasi pameran. Proses kurasi dan pelatihan ini dilakukan agar produk-produk Indonesia mampu bersaing dengan produk-produk lain di pasar Amerika.
Untuk keduakalinya dalam pameran NYNow, produk Indonesia kembali mendapatkan penghargaan sebagai The Best New Product (produk baru terbaik) untuk karya kerajinan furnitur Merapi Lounge Chair. Produk ini desain oleh Djalin, perusahaan furnitur rotan alami dan sintetis dari Bandung pimpinan Dimas Wibisono.
"Kemenangan ini memperlihatkan bahwa produk kerajinan Indonesia digemari di AS dan punya potensi besar untuk penetrasi pasar kriya AS dan global", KJRI New dalam siaran persnya setelah pameran ditutup. (nr)