Para pejabat pemerintah Selandia Baru menyatakan kekhawatiran mengenai botulisme yang mendorong penarikan produk-produk susu Fonterra d seluruh dunia bukanlah ancaman kesehatan yang nyata.
Fonterra, eksportir produk susu terbesar di dunia, bulan ini menyatakan bahwa hasil tesnya sendiri menunjukkan sebagian produk susunya tercemar bakteri penyebab botulisme yang berpotensi menyebabkan kematian.
Kekhawatiran itu mendorong penarikan produk-produk Fonterra mulai dari China hingga Arab Saudi, dan merusak reputasi Selandia Baru sebagai pemasok produk-produk susu kualitas terbaik.
Tetapi Kementerian Industri Primer Selandia Baru hari Rabu mengumumkan bahwa tes-tes luas yang dilakukannya menunjukkan Fonterra keliru mengidentifikasi bakteri itu, yang ternyata tidak mengancam kesehatan.
Disebutkan bahwa bakteri dimaksud ternyata adalah Clostridium sporogenes, yang dapat merusak produk susu jika bakteri itu ditemukan dalam jumlah cukup besar.
Namun, para pejabat Selandia Baru membela respons mereka terhadap tes-tes awal, dengan mengatakan pemerintah bertindak sesuai dengan apa yang mereka ketahui ketika itu.
Fonterra, eksportir produk susu terbesar di dunia, bulan ini menyatakan bahwa hasil tesnya sendiri menunjukkan sebagian produk susunya tercemar bakteri penyebab botulisme yang berpotensi menyebabkan kematian.
Kekhawatiran itu mendorong penarikan produk-produk Fonterra mulai dari China hingga Arab Saudi, dan merusak reputasi Selandia Baru sebagai pemasok produk-produk susu kualitas terbaik.
Tetapi Kementerian Industri Primer Selandia Baru hari Rabu mengumumkan bahwa tes-tes luas yang dilakukannya menunjukkan Fonterra keliru mengidentifikasi bakteri itu, yang ternyata tidak mengancam kesehatan.
Disebutkan bahwa bakteri dimaksud ternyata adalah Clostridium sporogenes, yang dapat merusak produk susu jika bakteri itu ditemukan dalam jumlah cukup besar.
Namun, para pejabat Selandia Baru membela respons mereka terhadap tes-tes awal, dengan mengatakan pemerintah bertindak sesuai dengan apa yang mereka ketahui ketika itu.