OPEC+ harus tetap berpegang pada kesepakatannya saat ini untuk menambah level produksi sebesar 400.000 barel minyak per hari setiap bulan. Para menteri negara-negara penghasil minyak Arab mengatakan pada Minggu (20/2) ketika mereka berkumpul di Arab Saudi, menolak seruan untuk meningkatkan lebih banyak minyak mentah untuk mengurangi tekanan pada harga.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, pada 2 Februari sepakat untuk mempertahankan kenaikan produksi minyak secara moderat, dengan alasan ketidakpastian yang terus-menerus.
Menteri energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan pada konferensi industri di Riyadh tentang pandemi dan pemulihan yang sedang berlangsung "telah mengajari kita nilai kehati-hatian."
"Berhati-hati, sebuah kata yang saya tahu beberapa orang membenci saya, tapi ... saya akan terus berhati-hati, dan (memperhatikan) kebutuhan untuk mempertahankan fleksibilitas dalam strategi kami dan mengadopsi perspektif jangka panjang," kata Pangeran Abdulazis.
Aliansi OPEC+ sudah berjuang untuk memenuhi target yang ada, dan telah berada di bawah tekanan konsumen utama yang menyerukan lebih banyak minyak mentah untuk membatasi lonjakan harga di tengah kekhawatiran atas kemungkinan gangguan pasokan akibat kehadiran militer Rusia di perbatasan Ukraina.
Pada Rabu (16/2), Badan Energi Internasional atau IEA mendesak OPEC+ untuk mempersempit kesenjangan antara target produksi dan realisasi produksi minyaknya.
Harga minyak mentah AS berada di sekitar $91 per barel setelah melonjak sekitar 40 persen sejak 1 Desember dan awal pekan ini menyentuh level tertinggi sejak 2014. Harga minyak mentah Brent, patokan global, juga melonjak dan mendekati level tertinggi dalam tujuh tahun.
Menteri Energi UEA Suhail al-Mazrouei mengatakan OPEC+ selalu melihat penawaran dan permintaan, dan menyalahkan geopolitik karena melonjaknya harga minyak.
"Kami semua berharap untuk de-eskalasi ... Saya pikir rencana kami telah berhasil dan saya tidak percaya bahwa pasar sangat kekurangan pasokan saat ini. Faktor-faktor lain yang berada di luar tangan kami yang memengaruhi pasar," kata Mazrouei.
Menteri Perminyakan Irak Ihsan Abdul Jabbar mengatakan bahwa "untuk kepentingan semua pasar energi, OPEC+ harus tetap dengan kesepakatan saat ini yang berkelanjutan dan berkelanjutan" untuk menghindari kejutan.
OPEC + mengatakan akan bekerja untuk mengintegrasikan Iran ke dalam pakta produksi minyaknya jika Teheran dan kekuatan dunia mencapai kesepakatan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir mereka, sumber yang dekat dengan kelompok itu mengatakan pada Jumat (18/2).
Menteri Saudi mengatakan, bagaimanapun, dunia mungkin tidak dapat menghasilkan semua energi yang dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona karena investasi bahan bakar fosil tertinggal. [ah/rs]