Program Lingkungan PBB mengimbau segera diambilnya tindakan untuk mengurangi risiko akibat bahan-bahan kimia. Badan itu menyebutkan dalam laporan baru, pengelolaan yang lebih baik bahan-bahan kimia bisa menyelamatkan jutaan nyawa dan menghemat miliaran dolar.
Laporan Global Chemicals Outlook itu akan dibahas dibahas minggu ini di Nairobi dalam Konferensi Internasional mengenai Pengelolaan Bahan-bahan Kimia. Diperkirakan terdapat 143.000 bahan kimia yang diproduksi saat ini. Namun, laporan itu menyebutkan hanya sejumlah kecil bahan kimia yang diteliti pengaruhnya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Laporan itu juga menyebutkan tingkat kematian dan cacat yang tinggi akibat penggunaan yang tidak aman produk-produk kimia.
Sylvie Lemmet, Direktur Divisi Teknologi, Industri, dan Ekonomi pada badan itu, mengatakan, pengelolaan bahan-bahan kimia yang buruk mengakibatkan kerugian ekonomi. Contohnya, katanya, kerugiannya lebih tinggi daripada jumlah bantuan pembangunan luar negeri atau ODA, untuk layanan kesehatan di sub-Sahara Afrika.
“Jika kita mengkaji perkiraan kerugian keracunan akibat pestisida di sub-Sahara Afika, kerugian dari orang yang terluka dan hilangnya jam kerja saja diperkirakan berjumlah 6,3 miliar dolar tahun 2009. Jumlah ini lebih tinggi daripada keseluruhan ODA yang diperuntukkan bagi sektor kesehatan dalam bidang yang sama,” paparnya.
Program Lingkungan PBB memperkirakan penjualan bahan-bahan kimia di seluruh dunia akan meningkat sekitar tiga persen setahun sampai tahun 2050. Produksi bahan-bahan kimia cepat berpindah dari negara maju ke negara berkembang. Menjelang tahun 2020, produksi bahan kimia diperkirakan naik 40 persen di Afrika dan Timur Tengah, dan 33 persen di Amerika Latin.
Badan itu menyebutkan salah satu kekhawatiran terbesar adalah polusi sungai dan danau oleh pestisida dan pupuk kimia. Kekhawatiran besar lainnya adalah polusi logam berat dari produksi semen dan tekstil, serta polusi dioksin dari pertambangan.
Laporan badan PBB itu mendesak industri bahan kimia dan pemerintah bekerja sama untuk mengembangkan kebijakan keamanan. Laporan itu menyebutkan, mencegah bahaya lebih baik daripada mengatasinya.
Laporan Global Chemicals Outlook itu akan dibahas dibahas minggu ini di Nairobi dalam Konferensi Internasional mengenai Pengelolaan Bahan-bahan Kimia. Diperkirakan terdapat 143.000 bahan kimia yang diproduksi saat ini. Namun, laporan itu menyebutkan hanya sejumlah kecil bahan kimia yang diteliti pengaruhnya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Laporan itu juga menyebutkan tingkat kematian dan cacat yang tinggi akibat penggunaan yang tidak aman produk-produk kimia.
Sylvie Lemmet, Direktur Divisi Teknologi, Industri, dan Ekonomi pada badan itu, mengatakan, pengelolaan bahan-bahan kimia yang buruk mengakibatkan kerugian ekonomi. Contohnya, katanya, kerugiannya lebih tinggi daripada jumlah bantuan pembangunan luar negeri atau ODA, untuk layanan kesehatan di sub-Sahara Afrika.
“Jika kita mengkaji perkiraan kerugian keracunan akibat pestisida di sub-Sahara Afika, kerugian dari orang yang terluka dan hilangnya jam kerja saja diperkirakan berjumlah 6,3 miliar dolar tahun 2009. Jumlah ini lebih tinggi daripada keseluruhan ODA yang diperuntukkan bagi sektor kesehatan dalam bidang yang sama,” paparnya.
Program Lingkungan PBB memperkirakan penjualan bahan-bahan kimia di seluruh dunia akan meningkat sekitar tiga persen setahun sampai tahun 2050. Produksi bahan-bahan kimia cepat berpindah dari negara maju ke negara berkembang. Menjelang tahun 2020, produksi bahan kimia diperkirakan naik 40 persen di Afrika dan Timur Tengah, dan 33 persen di Amerika Latin.
Badan itu menyebutkan salah satu kekhawatiran terbesar adalah polusi sungai dan danau oleh pestisida dan pupuk kimia. Kekhawatiran besar lainnya adalah polusi logam berat dari produksi semen dan tekstil, serta polusi dioksin dari pertambangan.
Laporan badan PBB itu mendesak industri bahan kimia dan pemerintah bekerja sama untuk mengembangkan kebijakan keamanan. Laporan itu menyebutkan, mencegah bahaya lebih baik daripada mengatasinya.