Berawal pada tahun 2014, Afrika Barat mengalami perebakan Ebola terbesar dalam sejarah yang berdampak pada negara-negara di luar kawasan itu. Perebakan itu menyadarkan seluruh dunia akan ancaman pandemi global. Tapi Ebola bukan satu-satunya penyakit yang disebabkan oleh penyebaran virus antar binatang dan manusia. Seiring dengan terus bertambahnya populasi dunia dan permintaan pangan, ancaman-ancaman penyakit lain juga semakin meningkat. Nairobi meluncurkan program baru untuk membantu mencegah dan menanggulangi penyakit-penyakit ini.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Badan Pembangunan Internasional Amerika (USAID) hari Selasa (19/1) di Nairobi meluncurkan program untuk mencegah ancaman-ancaman baru pandemi yang akan membantu mendeteksi, mencegah dan mengatasi penyakit-penyakithewan yang bisa ditularkan kepada manusia.
Subhash Morzaria adalah koordinator global program EPT-2 FAO. Ia mengatakan penyakit-penyakit ini bisa ditularkan lewat udara atau dengan menyentuh cairan atau bahan-bahan yang terinfeksi.
Ia mengatakan, "Penularan dengan cara apapun, jika penyakit-penyakit menular ini bertahan dalam populasi hewan, kita beresiko terkena penyakit yang berpotensi menjadi pandemi, dan kematian pada manusia serta hewan."
Ebola hanya salah satu dari sejumlah penyakit yang berasal dari hewan. Penyakit lainnya termasuk HIV/AIDS, flu termasuk yang umum dikenal sebagai flu burung, SARS, MERS-CoV, Marburg, dan Nipah.
Menurut Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Amerika (CDC) sekitar enam dari 10 penyakit menular pada manusia berasal dari binatang. Dan populasi manusia terus bertambah.
PBB memproyeksikan bahwa populasi dunia 7,3 miliar orang sekarang ini akan mencapai 9,7 miliar pada tahun 2050. Peningkatan cepat jumlah manusia berarti permintaan akan pangan juga akan meningkat.
Direktur Layanan Hewan Kenya, Dr. Kisa Juma Ngeiywa, menambahkan bahwa virus-virus baru bisa menyebar bahkan lebih jauh lagi dalam masyarakat sekarang yang mudah berpindah-pindah.
Pada bulan Oktober, USAID mengumumkan pendanaan baru untuk program ini sebesar 87 juta dolar. Dana itu akan digunakan untuk membantu pemerintah dan layanan hewan untuk memahami lebih baik lagi sistem peternakan, termasuk bahaya pertumbuhan yang pesatdan membantu melakukan pemantauan proaktif serta mengenali virus-virus yang ada sekarang dan yang berpotensi menjadi virus. [my/ii]