Afghanistan memperingati Hari Perdamaian Internasional di tengah-tengah harapan bahwa kesepakatan damai dengan sebuah kelompok pemberontak utama akan meredakan persoalan keamanan di negara yang dikoyak perang itu. Kesepakatan itu diharapkan mendorong pihak-pihak yang selama ini berperang membantu Taliban ikut bergabung dalam proses perdamaian.
Para pejabat Afghanistan telah berbulan-bulan bernegosiasi dengan Hizb-e-Islami, kelompok pemberontak yang dipimpin panglima perang kontroversial Gulbuddin Hekmatyar. Meskipun beberapa kali menghadapi kegagalan, kedua pihak diperkirakan akan menuntaskan sebuah rancangan kesepakatan.
Tentangan terhadap kesepakatan itu dilaporkan berasal dari dalam pemerintahan Afghanistan sendiri. Namun, sebuah pernyataan yang dipublikasikan sebelumnya pekan ini oleh mitra pemerintahan Presiden Ashraf Ghani, Pemimpin Eksekutif Abdullah Abdullah, menyebutkan ia tidak menentang kesepakatan damai itu.
Seorang anggota tim perunding Hekmatyar, Said Naqibullah Hashmi, ketika berbicara pada sebuah seminar di Kabul terkait Hari Perdamaian Internasional, mengungkapkan bahwa kesepakatan perdamaian akan diumumkan dalam waktu 24 jam. [ab/as]