Para aktivis HAM mengatakan pasukan Suriah menewaskan empat warga sipil, Jumat, sementara seorang jurubicara untuk utusan internasional Kofi Annan mengatakan, rencana perdamaian untuk Damaskus berada pada jalurnya meski kekerasan berlanjut.
Kelompok Pengamat HAM Suriah mengatakan, pasukan pemerintah melepaskan tembakan ke sebuah kendaraan di Hama, menewaskan tiga orang. Kelompok yang berkantor pusat di London itu mengatakan, pasukan pemerintah menembak mati orang keempat di kawasan Homs.
Jurubicara Annan, Ahmad Fawzi, mengatakan kepada wartawan di Jenewa bahwa ada tanda-tanda kepatuhan terhadap rencana itu, yang mencakup gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan pasukan oposisi. Ia mengatakan, krisis politik yang telah berlangsung lebih dari setahun itu tidak akan dapat diselesaikan dalam waktu satu hari atau satu pekan.
Sementara itu, para aktivis oposisi menyerukan dilangsungkannya protes masal hari Jumat, sehari setelah sedikitnya 20 orang tewas dalam kerusuhan terkait gerakan anti-pemerintah, termasuk empat warga sipil di Universitas Aleppo.
Para saksi mengatakan para mahasiswa pro-pemerintah bersenjatakan pisau menyerang para pengunjuk rasa di universitas itu sebelum pasukan keamanan datang dan menembakkan gas air mata dan peluru tajam.
Kekerasan berlangsung sementara Suriah bersiap melangsungkan pemilu parlemen hari Senin, yang didasarkan pada reformasi konstitusional yang memungkinkan pembentukan partai-partai politik baru.
Negara-negara besar dunia telah memperketat tekanan ekonomi terhadap pemerintah President Bashar al-Assad. Hari Jumat, Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mendesak Tiongkok untuk mempertimbangkan hukuman tambahan terhadap pemerintah Suriah.
Kelompok Pengamat HAM Suriah mengatakan, pasukan pemerintah melepaskan tembakan ke sebuah kendaraan di Hama, menewaskan tiga orang. Kelompok yang berkantor pusat di London itu mengatakan, pasukan pemerintah menembak mati orang keempat di kawasan Homs.
Jurubicara Annan, Ahmad Fawzi, mengatakan kepada wartawan di Jenewa bahwa ada tanda-tanda kepatuhan terhadap rencana itu, yang mencakup gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan pasukan oposisi. Ia mengatakan, krisis politik yang telah berlangsung lebih dari setahun itu tidak akan dapat diselesaikan dalam waktu satu hari atau satu pekan.
Sementara itu, para aktivis oposisi menyerukan dilangsungkannya protes masal hari Jumat, sehari setelah sedikitnya 20 orang tewas dalam kerusuhan terkait gerakan anti-pemerintah, termasuk empat warga sipil di Universitas Aleppo.
Para saksi mengatakan para mahasiswa pro-pemerintah bersenjatakan pisau menyerang para pengunjuk rasa di universitas itu sebelum pasukan keamanan datang dan menembakkan gas air mata dan peluru tajam.
Kekerasan berlangsung sementara Suriah bersiap melangsungkan pemilu parlemen hari Senin, yang didasarkan pada reformasi konstitusional yang memungkinkan pembentukan partai-partai politik baru.
Negara-negara besar dunia telah memperketat tekanan ekonomi terhadap pemerintah President Bashar al-Assad. Hari Jumat, Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mendesak Tiongkok untuk mempertimbangkan hukuman tambahan terhadap pemerintah Suriah.