Kemarahan petani itu memuncak, setelah berbulan-bulan protes atas krisis di sektor pertanian yang dipicu oleh jatuhnya penjualan daging sapi, babi dan susu, serta perang harga dengan pedagang grosir.
Kekesalan itu diungkapkan petani dengan meninggalkan ladang dan hewan-hewan mereka, menutup jalan dengan traktor dan menumpahkan kotoran ternak di luar kantor-kantor pemerintah.
Meskipun dihimbau untuk tenang, protes berlanjut ketika sekelompok petani menyerang kios milik salah satu perusahaan agro bisnis terbesar Perancis.
Para petani itu menyemprot kios daging Charal dengan alat pemadam kebakaran, sebelum mereka menumpahkan sekitar 30 kilogram tepung di kios itu.
Charal adalah perusahaan milik agrobisnis raksasa Bigard, yang memiliki omset 4,7 miliar dolar AS dan punya 14.000 pegawai. Dalam perundingan dengan petani tahun lalu, perusahaan itu menolak untuk menentukan harga beli minimum.
"Untuk setiap 100 Euro daging yang terjual, Bigard hanya membayar delapan Euro kepada produsen," kata seorang petani ketika membagi-bagikan uang palsu 100 euro." “Pekerjaan kami juga butuh biaya," tambahnya.
“Kalau orang membayar antara 17 sampai 20 europer kilogram daging,kami hanya mendapat dua setengah sampai tiga euro," kata Pierre Vaugarny, Sekjen Federasi Nasional Serikat Petani, dengan menggunakan pengeras suara.
Dalam sebuah pernyataannya, Charal mengatakan "mengerti kesulitan para petani, yang terkait dengan masalah struktural dan masalah-masalah jangka pendek yang hanya bisa diselesaikan dengan cara kolektif."
Pameran pertanian yang berlangsung sembilan hari itu diadakan di tempat yang luas di barat daya Paris, dan merupakan salah satu acara paling populer di ibukota Perancis itu. Jumlah pengunjung tahun ini diharapkan mencapai 700.000 orang. [ps/ii]