Maria Kolesnikova, anggota oposisi terkemuka Belarusia, dikabarkan diculik sekawanan lelaki tak dikenal di Minsk, Senin, sementara demonstrasi menentang Presiden Alexander Lukashenko memasuki minggu ke-lima berturut-turut.
Seorang saksi mata yang disebut bernama Anastasia Senin mengatakan kepada situs Belarusia Tut.by, ia melihat Kolesnikova dipaksa sekelompok lelaki berpakaian preman untuk masuk ke sebuah minibus dan dibawa pergi.
Kolesnikova adalah yang terakhir dari tiga perempuan yang tetap bertahan di Belarusia yang bergabung dalam dewan koordinasi oposisi yang berusaha mengalahkan Lukashenko dalam pemilu 9 Agustus lalu. Lukashenko dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilu, tetapi partai-partai oposisi, bersama dengan AS dan Uni Eropa menyatakan pemilu itu sangat curang.
Sekutu Kolesnikova, Olga Kovalkova pergi ke Polandia hari Sabtu, dengan mengatakan pihak berwenang memaksanya keluar Belarusia, sementara pemimpin utama oposis Sviatlana Tsikhanouskaya telah berada di Lithuania bersama dengan anak-anaknya sejak pemilu dengan menyebut alasan demi keselamatannya sendiri.
Dalam wawancara dengan VOA, Tsikhanouskaya mengatakan ia sedang bekerja untuk menyelenggarakan pemilu baru meskipun Lukashenko menolak untuk melakukannya. “Rencana kami benar-benar jelas. Ini adalah penyelenggaraan pemilu baru yang jujur dan transparan,” ujarnya.
Protes-protes pada akhir pekan kembali menarik puluhan ribu orang. Seraya meneriakkan “pergi” dan “kamu adalah pembohong,” pengunjuk rasa melambai-lambaikan bendera oposisi berwarna merah putih.
Polisi dan tentara menutup pusat kota Minsk namun ini tidak menghentikan para demonstran bergerak menuju kediaman presiden, sekitar tiga kilometer dari pusat kota.
Marina, seorang demonstran, mengatakan ia hadir untuk menyatakan tentangannya terhadap Lukashenko karena berbuat curang dalam pemilu dan dalam memperlakukan warganya.
Dengan menggunakan kendaraan militer, meriam air dan semprotan cabai, polisi antihuru hara dan petugas berpakaian sipil yang mengenakan masker dan membawa pentungan berupaya untuk membubarkan para demonstran.
Lebih dari 200 demonstran ditahan di Belarusia pada hari Minggu, termasuk lebih dari 100 orang di ibu kota, menurut laporan media lokal dan Pusat HAM Viasna yang berbasis di Minsk.
Lukashenko yang telah berkuasa sejak tahun 1994 mendeklarasikan kemenangannya dalam pemilu 9 Agustus lalu. Partai-partai oposisi, Amerika Serikat dan Uni Eropa mengatakan hasil pemilu itu dicurangi. [lj/uh]