Ribuan demonstran yang sebagian besar membawa poster dan mengenakan jaket berwarna kuning – warna yang menunjukkan dukungan kepada keluarga kapal ferry “Sewol” yang tenggelam satu tahun lalu – menduduki beberapa ruas jalan utama kota Seoul dan bentrok dengan polisi sejak Jum’at sore (1/5). Polisi sebelumnya telah berupaya menghalangi gerak para demonstran dengan memblokir jalan menuju ke komplek kepresidenan “Blue House”.
Kantor berita Associated Press – mengutip Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan – melaporkan beberapa polisi dan demonstran luka-luka dalam bentrokan itu.
Para demonstran menyerang bis-bis polisi yang memblokir jalan menuju kompleks kepresidenan dan berupaya memindahkan bis-bis dengan mendorong dan menariknya dengan tali. Polisi berupaya membubarkan dengan meriam air dan semprotan merica. Gagal memindahkan bis-bis itu, para demonstran kemudian memecahkan kaca-kaca jendela dan mengempeskan ban-ban bis tersebut. Sebagian besar demonstran membubarkan diri Jum’at malam, tetapi beberapa diantaranya masih bertahan hingga Sabtu pagi.
Kelompok-kelompok buruh Korea Selatan mengecam sejumlah kebijakan pemerintah yang diyakini akan semakin mengurangi upah buruh, keselamatan kerja dan tunjangan pensiun bagi pegawai negeri sipil.
Demonstrasi 1 Mei ini sekaligus menandai peringatan Hari Buruh Internasional. Demonstran di Seoul bergabung dengan para pendukung keluarga korban bencana tenggelamnya kapal ferry satu tahun lalu, yang menuntut penyelidikan menyeluruh atas insiden itu. Dalam demonstrasi tanggal 18 April lalu, puluhan pendukung keluarga korban luka-luka dan lebih dari 70 bis polisi hancur dalam bentrokan antara demonstran dan polisi.
Bencana kapal ferry itu masih menjadi isu yang mengganjal kepemimpinan Presiden Park Geun-hye, meskipun ia berusaha memenuhi tuntutan keluarga korban untuk menyelamatkan kapal itu sebelumnya. Sedikitnya 304 orang – sebagian besar siswa sebuah SMA di Seoul – tewas ketika kapal ferry “Sewol” tenggelam tahun lalu. Sembilan orang hingga kini masih dinyatakan hilang.