Warga Palestina mematikan lampu-lampu natal di sekitar tempat kelahiran Yesus di Bethlehem, Rabu (6/12) malam, sebagai protes atas keputusan Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Sebuah pohon natal yang dihiasi lampu-lampu di luar Gereja Kelahiran atau Church of Nativity di Bethlehem, yang diyakini umat Kristiani sebagai tempat kelahiran Yesus, dan satu pohon natal di Ramallah, di sebelah makam mantan pemimpin Palestina, Yasser Arafat, menjadi gelap gulita.
“Pohon natal dimatikan atas perintah wali kota hari ini sebagai protes atas keputusan Trump,” kata Fady Ghattas, pejabat media pemerintah Kota Bethlehem. Dia mengatakan masih belum jelas apakah lampu-lampu hiasan natal akan dinyalakan lagi sebelum perayaan Natal.
Dalam pidato dari Washington, Trump mengatakan dia memutuskan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan akan memindahkan kedutaan besar Amerika ke kota itu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan langkah Trump menandai awal baru pendekatan konflik Israel-Palestina dan mengatakan keputusan itu adalah keputusan bersejarah.
Masyarakat Arab dan Muslim di seluruh Timur Tengah mengutuk keputusan Amerika, dengan menyebutnya sebagai langkah yang akan makin memanaskan kawasan yang tidak stabil itu. Uni Eropa dan PBB juga sudah memberikan peringatan tentang berbagai dampak yang mungkin muncul dari upaya menghidupkan kembali perdamaian antara Israel dan Palestina. [fw/au]