Serangan bom bunuh diri menarget kelompok minoritas Hindu dan Sikh Afghanistan di provinsi Nangarhar di bagian timur negara itu, menewaskan sedikitnya 15 orang dan mencederai 20 lainnya. Para korban sedang dalam perjalanan menuju kantor gubernur di ibukota provinsi, Jalalabad, hari Minggu sore, untuk bertemu Presiden Ashraf Ghani yang sedang mengunjungi kota itu, kata kepala kepolisian Nangarhar, Jenderal Ghulam Sanayee, kepada VOA.
Belum ada yang segera mengaku bertanggungjawab atas pengeboman di Nangarhar, di mana pemberontak Taliban dan militan ISIS aktif beroperasi di sana.
Serangan ini terjadi beberapa jam setelah para pejabat mengukuhkan militan yang diduga anggota ISIS memancung tiga penjaga keamanan di sebuah sekolah yang dikelola pemerintah dan membakar sebagian bangunan sekolah itu di distrik Khogyani, Nangarhar.
Seorang juru bicara departemen pendidikan Nangarhar mengatakan, perpustakaan dan kantor administrasi di SMA khusus murid lelaki Malikyar terbakar habis.
Belum ada yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut meskipun para pejabat pemerintah provinsi menuding ISIS berada di balik insiden itu.
Cabang ISIS di Afghanistan, yang dikenal sebagai Provinsi Khorasan, kerap merencanakan serangan bom bunuh diri dan memancung orang-orang yang mereka tuduh bekerja bagi pemerintah di Nangarhar, yang berbatasan dengan Pakistan.
ISIS mengaku bertanggungjawab atas dua serangan bom bunuh diri di Nangarhar sewaktu berlangsung perayaan Idul Fitri bulan lalu. Serangan itu menewaskan hampir 50 orang dan mencederai lebih dari 130 lainnya.
Pihak berwenang Afghanistan memperkirakan sekitar 2.000 militan ISIS masih aktif di negara tersebut, terutama di Nangarhar, Kunar dan Nuristan di bagian timur, dan Jowzjan di bagian utara, dekat perbatasan dengan negara-negara di Asia Tengah.
Akan tetapi Rusia menyatakan dalam suatu pertemuan di Dewan Keamanan PBB pekan lalu bahwa ISIS yang berbasis di Afghanistan memiliki hingga 10 ribu anggota dan kelompok tersebut beroperasi di sedikitnya sembilan dari 34 provinsi di negara itu.
Utusan Moskow untuk PBB, Vasily Nebenzya, mengatakan ISIS terus menerus memperkokoh posisinya di bagian utara Afghanistan, menjadikannya sebagai batu loncatan ekspansinya ke Asia Tengah.
Sementara itu, sebuah organisasi pengamat Afghanistan hari Minggu melaporkan bahwa berbagai insiden terkait konflik di negara itu telah menewaskan 158 warga sipil pada bulan Juni dan mencederai 355 lainnya.
Kelompok Advokasi Perlindungan Sipil menyatakan jumlah tersebut menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan dengan angka pada bulan Mei, yang mencatat 1.043 korban, 183 di antaranya tewas. [uh]