Proyeksi dari jaringan televisi menunjukkan bahwa Presiden Barack Obama telah terpilih kembali, mengalahkan penantangnya dari Partai Republik, Mitt Romney, dalam pertarungan yang ketat dan sengit.
Para pendukung Obama melambaikan bendera dan bersorak atas berita tersebut, yang datang setelah data menunjukkan ia mendapat 303 suara elektoral, atau lebih dari 270 suara minimum yang diperlukan untuk memenangkan pemilihan umum. Romney mendapat 203 suara.
Staff kampanye Obama menulis di Twitter “Four more years,” (empat tahun lagi) dan menyertainya dengan foto Presiden memeluk istrinya, Michelle. Gedung Empire State di New York City diselimuti cahaya biru, warna Partai Demokrat.
Obama menonton kemenangannya dari televisi di rumah pribadinya di Chicago. Pejabat strategi kampanye senior David Axelrod mengatakan lewat surat elektronik bahwa ia merasa “sangat bahagia.”
Proyeksi-proyeksi tersebut mengatakan Obama menang di Distrik Columbia dan 24 negara bagian, termasuk negara bagian kunci Ohio, Iowa, New Hampshire dan Pennsylvania. Romney unggul di 23 negara bagian, termasuk North Carolina dan Indiana, yang keduanya mendukung Obama pada pemilu lalu. Negara bagian kunci Florida dan Virginia masih terlalu ketat perolehan suaranya untuk diputuskan.
Meski Romney akhirnya menang di Ohio dalam perhitungan akhir, Obama tetap akan menang dengan 272 suara elektoral.
Setelah berkampanye satu setengah tahun, menjalani tiga debat dan ribuan iklan kampanye televisi, survei-survei sebelum pemilu menunjukkan bahwa kedua kandidat seri.
Pemilihan presiden AS tidak diputuskan oleh suara populer nasional, namun oleh sistem Electoral College yang dibuat 200 tahun lalu, dimana masing-masing 50 negara bagian memiliki pengaruh tergantung pada jumlah penduduk.
Para pemilih juga memilih 435 anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan 33 dari 100 anggota Senat.
Proyeksi menunjukkan bahwa Partai Republik akan menguasai Dean sementara Demokrat mengontrol Senat.
Dalam masa jabatan keduanya, Obama akan menghadapi tugas sulit membereskan defisit tahunan US$1 triliun, mengurangi utang nasional $16 trilion, merombak program sosial berbiaya tinggi dan menghadapi kebuntuan Kongres AS yang sepertinya masih terbagi dua antara Demokrat dan Republik. (VOA/Reuters)
Para pendukung Obama melambaikan bendera dan bersorak atas berita tersebut, yang datang setelah data menunjukkan ia mendapat 303 suara elektoral, atau lebih dari 270 suara minimum yang diperlukan untuk memenangkan pemilihan umum. Romney mendapat 203 suara.
Staff kampanye Obama menulis di Twitter “Four more years,” (empat tahun lagi) dan menyertainya dengan foto Presiden memeluk istrinya, Michelle. Gedung Empire State di New York City diselimuti cahaya biru, warna Partai Demokrat.
Obama menonton kemenangannya dari televisi di rumah pribadinya di Chicago. Pejabat strategi kampanye senior David Axelrod mengatakan lewat surat elektronik bahwa ia merasa “sangat bahagia.”
Proyeksi-proyeksi tersebut mengatakan Obama menang di Distrik Columbia dan 24 negara bagian, termasuk negara bagian kunci Ohio, Iowa, New Hampshire dan Pennsylvania. Romney unggul di 23 negara bagian, termasuk North Carolina dan Indiana, yang keduanya mendukung Obama pada pemilu lalu. Negara bagian kunci Florida dan Virginia masih terlalu ketat perolehan suaranya untuk diputuskan.
Meski Romney akhirnya menang di Ohio dalam perhitungan akhir, Obama tetap akan menang dengan 272 suara elektoral.
Setelah berkampanye satu setengah tahun, menjalani tiga debat dan ribuan iklan kampanye televisi, survei-survei sebelum pemilu menunjukkan bahwa kedua kandidat seri.
Pemilihan presiden AS tidak diputuskan oleh suara populer nasional, namun oleh sistem Electoral College yang dibuat 200 tahun lalu, dimana masing-masing 50 negara bagian memiliki pengaruh tergantung pada jumlah penduduk.
Para pemilih juga memilih 435 anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan 33 dari 100 anggota Senat.
Proyeksi menunjukkan bahwa Partai Republik akan menguasai Dean sementara Demokrat mengontrol Senat.
Dalam masa jabatan keduanya, Obama akan menghadapi tugas sulit membereskan defisit tahunan US$1 triliun, mengurangi utang nasional $16 trilion, merombak program sosial berbiaya tinggi dan menghadapi kebuntuan Kongres AS yang sepertinya masih terbagi dua antara Demokrat dan Republik. (VOA/Reuters)