Puluhan orang menggelar protes di luar kantor Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Beirut pada Rabu (27/3). Aksi tersebut digelar setelah Badan PBB itu menempatkan seorang anggota stafnya dalam status cuti administratif terkait kemungkinan pelanggaran aturan perilaku staf.
Guru sekolah, Fathi al-Sharif, diskors selama tiga bulan tanpa gaji di saat UNRWA melakukan investigasi dalam dugaan aktivitas-aktivitas “yang melanggar kerangka peraturan mengenai perilaku staf di lembaga,” kata badan tersebut kepada kantor berita Reuters dalam sebuah pernyataan.
“Saya katakan itu, dan kaya katakan lagi: pekerjaan boleh hilang, tetapi kami akan tetap tinggal di sini. Saya telah bersama institusi ini selama 29 tahun,” kata al-Sharif.
UNRWA mengatakan pihaknya tidak dapat mendiskusikan detil lebih jauh. Lembaga tersebut tidak mengatakan apakah guru itu telah dituduh menjadi anggota dari kelompok bersenjata.
Sharif berbicara dalam protes pada Rabu, di mana sekelompok orang berkumpul untuk mendukungnya. Sejumlah orang mengatakan kepada Reuters bahwa dia telah dituduh terkait dengan faksi Hamas Palestina, yang telah melakukan serangan mematikan ke Israel pada Oktober.
“Saya mengakar dalam institusi ini untuk melayani rakyat kami, dan saya akan tetap melayani orang-orang ini karena mereka layak dilayani. Jangan berpikir untuk mengancam kami. Kami akan kembali dan tetap bekerja, dan kalian, pulang.” tambah Sharif.
Awal tahun ini, Israel menuduh 12 pekerja UNRWA di Jalur Gaza telah ambil bagian dari serangan yang dipimpin Hamas di Israel pada 7 Oktober, yang menyebabkan 1.200 orang tewas dan lebih dari 130 orang masih disandera oleh kelompok itu.
Tuduhan Israel mendorong ditangguhkannya pendanaan oleh lebih dari selusin donor. Namun banyak di antaranya telah kembali memberikan bantuan dana. [ns/ka]
Forum