Puluhan ribu orang mengungsi naik bus, perahu dan helikopter pada Sabtu (17/5) di Bosnia dan Serbia akibat banjir terparah di kawasan itu dalam satu abad terakhir.
Sungai-sungai yang terus meluap membanjiri rumah-rumah, bahkan hingga ke lantai dua, membuat banyak orang naik ke atap agar selamat.
Ratusan lainnya juga mengungsi di Kroasia.
Pihak berwenang mengatakan 25 orang tewas, tetapi memperingatkan angkanya bisa meningkat. Puluhan ribu rumah kehilangan sambungan listrik dan tidak memiliki air bersih.
Tanah longsor yang dipicu banjir itu juga menambah kemungkinan korban cedera atau tewas akibat ranjau-ranjau darat sisa perang Bosnia pada 1992-1995. Tanah longsor menyapu banyak papan-papan peringatan yang dipasang di daerah-daerah penuh ranjau darat.
Hujan lebat yang setara dengan volume hujan tiga bulan turun di kawasan itu hanya dalam tiga hari minggu ini, memicu banjir terparah yang pernah tercatat dalam 120 tahun terakhir.
Sungai-sungai yang terus meluap membanjiri rumah-rumah, bahkan hingga ke lantai dua, membuat banyak orang naik ke atap agar selamat.
Ratusan lainnya juga mengungsi di Kroasia.
Pihak berwenang mengatakan 25 orang tewas, tetapi memperingatkan angkanya bisa meningkat. Puluhan ribu rumah kehilangan sambungan listrik dan tidak memiliki air bersih.
Tanah longsor yang dipicu banjir itu juga menambah kemungkinan korban cedera atau tewas akibat ranjau-ranjau darat sisa perang Bosnia pada 1992-1995. Tanah longsor menyapu banyak papan-papan peringatan yang dipasang di daerah-daerah penuh ranjau darat.
Hujan lebat yang setara dengan volume hujan tiga bulan turun di kawasan itu hanya dalam tiga hari minggu ini, memicu banjir terparah yang pernah tercatat dalam 120 tahun terakhir.