Pemimpin kelompok pemberomtak Muslim terbesar di Filipina mengatakan, 30 ribu hingga 40 ribu pejuangnya harus menyerahkan senjata mereka jika kesepakatan otonomi yang diperkirakan akan ditandatangani presiden ditegakkan sepenuhnya.
Al Haj Murad Ebrahim dari Front Pembebasan Islam Moro mengatakan kepada wartawan, Selasa (24/7), para penghuni enam kamp terbesar kelompok gerilyawan di Filipina Selatan itu saat ini sedang dilatih menjadi komunitas sipil yang produktif untuk membantu para pemberontak kembali ke kehidupan yang normal.
Murad menyerukan agar komunitas internasional menyumbang dana perwalian yang akan digunakan untuk membiayai transisi para pemberontak itu ke kehidupan sipil setelah bertahun-tahun terlibat pertempuran.
Murad menyambut ratifikasi kesepakatan otonomi yang dibuat Kongres Filipina, yang dikirim ke Presiden Rodrigo Duterte untuk ditandatangani dalam satu atau dua hari mendatang. [ab/uh]