Sekitar 20.0000 demonstran berpawai di jalan-jalan di Sidney, Rabu, menuntut pemerintah mengambil tindakan segera untuk menanggulangi perubahan iklim.
Aksi protes itu digelar satu hari setelah kota bersejarah Australia itu tertutup asap tebal akibat ratusan kebakaran yang terjadi di kawasan pinggirannya selama berpekan-pekan. Bencana yang menewaskan enam orang itu menghancurkan lebih dari 2 juta hektar lahan dan lebih dari 700 rumah.
Warga terpaksa menggunakan penutup wajah untuk melindungi mereka dari asap beracun, sewaktu indeks kualitas udara Sidney naik 11 kali lipat di atas batas yang dianggap berbahaya. Para pejabat mendesak warga merekan yang memiliki masalah jantung dan paru-paru untuk tinggal di rumah sebisa mungkin.
Para petugas pemadam berlarian masuk ke gedung-gedung untuk mematikan alaram-alaram yang berbunyi akibat asap tebal, sementara layanan feri ditiadakan karena jarak pandang yang luar biasa menyusut hingga hampir nol.
Sekitar 100 kebaran hutan terjadi di tiga negara bagian di Australia Timur, yakni di New South Wales, Victoria dan Queensland. Kebakaran itu diakibatkan tingginya temperatur udara dan lahan yang dibiarkan kering karena kemarau dan perubahan iklim. [ab/uh]