Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, ia mendukung gagasan untuk membebaskan mendiang pemimpin oposisi Alexei Navalny dalam sebuah pertukaran tahanan, hanya beberapa hari sebelum pria yang menjadi musuh besarnya itu meninggal.
Dalam komentar pertamanya mengenai kematian Navalny, Putin mengatakan: "Itu terjadi, dan tidak ada yang dapat kita lakukan. Itulah kehidupan."
Ucapan tersebut, yang dilontarkan pada Senin(18/3) pagi itu, tidak biasa karena ia berulang kali menyebut nama Navalny untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun. Dan hal itu terjadi dalam konferensi pers yang digelar pada larut malam, ketika hasil pemilu presiden Rusia, yang pasti akan memperpanjang kekuasaannya, mulai bermunculan.
Hasil awal menunjukkan, Putin memimpin dengan lebih dari 87% suara dalam pemilu, tanpa persaingan setelah bertahun-tahun dengan kejam menindas oposisi dan melumpuhkan media independen.
Sekutu Navalny pada bulan lalu juga mengatakan, pembicaraan dengan pejabat Rusia dan Barat mengenai pertukaran tahanan yang melibatkan Navalny sedang berlangsung. Rekan lama politisi tersebut, Maria Pevchikh, mengatakan perundingan itu berada pada tahap akhir, hanya beberapa hari sebelum pengecam Kremlin itu meninggal secara tiba-tiba dan tidak bisa dijelaskan di sebuah koloni penjara di Kutub Utara.
Ia menuduh Putin "menyingkirkan" Navalny agar tidak menukarnya, tetapi tidak memberi bukti yang mendukung klaimnya, dan klaim itu tidak dapat dikukuhkan secara independen.
Putin mengatakan, pada Senin, juga tanpa memberikan bukti apa pun, bahwa beberapa hari sebelum kematian Navalny, “sejumlah rekannya, yang bukan dari pemerintahan (presiden)” memberitahunya tentang “gagasan untuk menukar Navalny dengan orang-orang tertentu yang ditahan di lembaga pemasyarakatan di negara-negara barat.” Ia mengaku mendukung gagasan tersebut.
Pevchikh mengklaim bahwa telah muncul rencana untuk menukar Navalny dan dua warga AS yang ditahan di Rusia dengan Vadim Krasikov. Krasikov sendiri tengah menjalani hukuman penjara seumur hidup di Jerman terkait pembunuhan terhadap Zelimkhan "Tornike" Khangoshvili, seorang warga Georgia berusia 40 tahun keturunan Chechen, di Berlin. Hakim Jerman menyebut Krasikov bertindak atas perintah pihak berwenang Rusia. [ps/rs]
Forum