Presiden Rusia Vladimir Putin hari Rabu (26/12) menyaksikan peluncuran sebuah misil hipersonik yang katanya tidak bisa dicegat oleh senjata negara manapun yang ada sekarang. Berbicara dengan para pejabat militer Rusia setelah menyaksikan peluncuran misil yang diberi nama 'Avangard' itu dari ruang kontrol di Departemen Pertahanan, Putin mengatakan percobaan itu “berhasil sangat baik” dan merupakan “hadiah tahun baru bagi bangsa Rusia.”
Peluncuran misil itu terjadi di tengah ketegangan hubungan Amerika-Rusia, yang kini berada pada tingkat terendah karena konflik di Ukraina, perang di Suriah dan tuduhan bahwa Rusia campur tangan dalam pemilihan presiden Amerika tahun 2016.
Misil Avangard itu, kata kantor berita Associated Press, adalah satu dari sejumlah senjata nuklir baru yang diumumkan Putin bulan Maret lalu. Katanya Rusia harus mengembangkan senjata-senjata baru itu sebagai tanggapan atas pembuatan sistem pertahanan misil Amerika yang bisa menghambat kemampuan senjata nuklir Rusia.
Senjata baru Rusia itu diluncurkan dari pangkalan misil Dombarovsky di pegunungan Ural bagian selatan. Rusia mengatakan, misil Avangard itu berhasil mengenai sasaran yang terdapat di lapangan tembak Kura di jazirah Kamchatka, yang jauhnya 6.000 km dari tempat peluncuran.
Senjata Avangard itu tidak bisa dicegat oleh sistem pertahanan misil siapapun yang berniat menjadi lawan, kata Putin, yang menambahkan bahwa sistem senjata itu akan mulai diaktifkan tahun depan dalam pasukan misil strateginya.
Ketika mengumumkan misil baru itu bulan Maret lalu, Vladimir Putin mengatakan, senjata itu bisa terbang di atmosfir dengan kecepatan 20 kali kecepatan suara, dan bisa menembus sistem pertahanan misil lawan. Ia menekankan bahwa hanya Rusia yang kini punya senjata hipersonik seperti itu.
Kata Putin, misil Avangard dibuat dengan menggunakan bahan komposit baru yang bisa bertahan pada suhu sampai 2.000 derajat Celsius, yang ditimbulkan oleh penerbangan hipersonik itu. (ii)