Putra dan penasihat Sheikh Hasina menyatakan pada Sabtu (10/8) pagi bahwa mantan Perdana Menteri Bangladesh itu tidak mengundurkan diri dari jabatannya sebelum melarikan diri ke India minggu ini, meskipun saat itu pengunjuk rasa antipemerintah sedang berdemo di kediaman resminya.
Hasina telah melarikan diri ke New Delhi sejak Senin setelah terjadinya pemberontakan yang menewaskan sekitar 300 orang, banyak di antaranya adalah pelajar. Demonstrasi tersebut juga mengakhiri masa pemerintahannya Hasina selama 15 tahun di negara dengan populasi 170 juta jiwa tersebut.
"Ibu saya tidak pernah secara resmi mengundurkan diri. Dia tidak sempat melakukannya," kata putra Hasina, Sajeeb Wazed, kepada Reuters dari Washington.
"Dia telah merencanakan untuk membuat pernyataan dan mengajukan pengunduran diri. Namun, kemudian para pengunjuk rasa mulai berdemo di kediaman perdana menteri. Dan tidak ada waktu. Ibu saya bahkan belum sempat berkemas. Sejauh menyangkut konstitusi, dia masih perdana menteri Bangladesh."
Ia mengatakan bahwa meskipun presiden telah membubarkan parlemen setelah berkonsultasi dengan panglima militer dan politisi oposisi, pembentukan pemerintahan sementara tanpa pengunduran resmi perdana menteri "dapat ditantang di pengadilan."
Wazed juga mengatakan partai Hasina, Liga Awami, akan ikut serta dalam pemilihan berikutnya, yang menurutnya harus diadakan dalam waktu tiga bulan.
"Saya yakin Liga Awami akan berkuasa. Jika tidak, kami akan menjadi oposisi. Apa pun pilihannya, tidak apa-apa," katanya.
Ia mengaku terdorong oleh pernyataan terbaru dari Khaleda Zia, pemimpin utama oposisi dari Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) dan rival Hasina, yang menyatakan bahwa tidak boleh ada balas dendam setelah Hasina melarikan diri.
"Saya sangat senang mendengar pernyataan Nyonya Khaleda Zia bahwa masa lalu biarlah berlalu," kata Wazed. "Mari kita lupakan masa lalu. Jangan kita mengejar politik balas dendam. Kita harus bekerja sama, baik itu pemerintahan persatuan atau tidak."
Ia menyatakan bahwa ia "siap bekerja sama dengan BNP untuk mengadakan pemilihan umum yang demokratis di Bangladesh, memulihkan demokrasi, dan memastikan bahwa ke depannya akan ada pemilihan umum yang bebas dan adil dalam suasana yang damai."
"Saya percaya bahwa politik dan negosiasi sangat penting," katanya. "Kita dapat berdebat. Kita dapat sepakat untuk tidak setuju. Dan kita selalu dapat menemukan kompromi."
Ketika ditanya apakah ia akan menjadi kandidat perdana menteri Liga Awami, ia berkata: "Ibu saya akan pensiun setelah masa jabatan ini. Jika partai menginginkan saya, mungkin. Saya pasti akan mempertimbangkannya."
Ia mengatakan bahwa ibunya siap untuk diadili di negaranya, seperti yang dituntut oleh para mahasiswa yang memimpin pemberontakan.
"Ancaman penangkapan tidak pernah menakutkan ibu saya sebelumnya," katanya. "Ibu saya tidak melakukan kesalahan. Hanya karena orang-orang di pemerintahannya melakukan hal-hal ilegal, bukan berarti ibu saya memerintahkannya. Itu tidak berarti ibu saya bertanggung jawab atas hal itu."
Ia tidak mengatakan siapa di pemerintahan yang bertanggung jawab atas penembakan terhadap orang-orang selama protes.
"Pemerintah itu sangat besar dan kompleks," kata Wazed. "Mereka yang harus bertanggung jawab harus diadili. Ibu saya tidak pernah memerintahkan kekerasan terhadap pengunjuk rasa. Polisi berusaha menanggulangi kekerasan, namun ada beberapa petugas yang menggunakan kekerasan secara berlebihan." [ah/ft]
Forum