Qantas Airways diperkirakan tidak akan memulai kembali perjalanan internasionalnya selain dari Selandia Baru hingga akhir Oktober, setelah semua penduduk Australia divaksinasi COVID-19, kata CEO maskapai itu, Alan Joyce Kamis (25/2).
Maskapai yang berbasis di Sydney ini, sejak Januari tahun ini telah menjual kursi untuk penerbangan internasional mulai 1 Juli. Namun kemudian, kasus COVID-19 melonjak di berbagai penjuru dunia dan berbagai varian baru virus corona bermunculan. Karena alasan itu, menurut Joyce, Qantas terpaksa membatalkannya.
Qantas memastikan, uang pembelian tiket yang dijual untuk penerbangan mulai 1 Juli dan sebelum 31 Oktober akan dikembalikan.
“Kami sekarang merencanakan perjalanan internasional akan dimulai kembali pada akhir Oktober tahun ini bertepatan dengan berakhirnya program vaksinasi di Australia, '' kata Joyce.
Program vaksinasi COVID-19 di Australia dimulai pekan ini. Pemerintah mengharapkan vaksin akan tersedia bagi siapa saja yang menginginkannya pada Oktober.
Meski demikian Joyce mengatakan, rencana Qantas masih tergantung pada keputusan pemerintah Australia. Pemerintahlah yang dapat memutuskan kapan dimulainya kembali perjalanan internasional setelah mempertimbangkan banyak hal, termasuk keefektifan vaksin dalam mengurangi penularan virus, kata Joyce. “Namun kami yakin, akhir Oktober merupakan waktu yang tepat untuk memulai kembali penerbangan internasional,” katanya.
Australia telah melarang warganya meninggalkan negara itu kecuali karena alasan tertentu dalam upaya untuk mencegah mereka membawa pulang virus. Sebagian besar kasus COVID-19 Australia dilaporkan karena terinfeksi di luar negeri dan terdiagnosis selama karantina hotel wajib 14 hari bagi wisatawan pada saat kedatangan.
Qantas, Kamis, melaporkan kerugian sebesar 1,17 miliar dolar AS selama enam bulan hingga Desember dan penurunan pendapatan sebesar 5,5 miliar dolar AS karena berbagai pembatasan terkait pandemi. [ab/uh]