Qatar hari Minggu (8/1) menandatangani kesepakatan senilai $6 miliar dengan Chevron Phillips Chemical untuk membangun pabrik termasuk pemecah etana terbesar di Timur Tengah. Fasilitas ini akan mengubah gas alam menjadi polietilen dan plastik lainnya.
Kompleks Petrokimia Ras Laffan, yang akan memproduksi 2,1 juta ton etilen per tahun bersama dengan 1,7 juta ton turunan polietilen, akan mulai beroperasi pada tahun 2026.
Kompleks ini akan memiliki "emisi gas rumah kaca dan limbah yang lebih rendah" daripada fasilitas serupa di seluruh dunia, kata Saad Sherida al-Kaabi, menteri energi Qatar dan CEO QatarEnergy.
QatarEnergy memiliki 70 persen saham ekuitas sementara Chevron Phillips yang berbasis di Texas memiliki 30 persen dalam usaha patungan tersebut.
"Ini menandai investasi terbesar QatarEnergy di sektor petrokimia Qatar dan investasi langsung pertama dalam 12 tahun," kata Kaabi pada upacara penandatanganan di Doha.
Ras Laffan akan menggandakan kapasitas produksi etilena Qatar dan meningkatkan produksi polimernya dari 2,6 juta ton menjadi lebih dari empat juta ton per tahun. Secara keseluruhan, kapasitas produksi petrokimia Qatar akan meningkat menjadi hampir 14 juta ton per tahun.
Investasi tersebut "menandai tonggak penting dalam strategi ekspansi hilir QatarEnergy", kata Kaabi.
“Ini tidak hanya akan memfasilitasi ekspansi lebih jauh di sektor hilir dan petrokimia di Qatar, tetapi juga akan memperkuat posisi terintegrasi kami sebagai pemain utama global di sektor hulu, LNG, dan hilir” lanjut Kaabi.
Lembaran etana, yang mengubah gas menjadi etilena, telah menjadi sasaran para aktivis lingkungan karena emisinya, sementara etilen dan polietilen digunakan dalam banyak dalam produk plastik mulai dari pipa hingga botol air dan kemasan makanan.
Qatar memiliki cadangan gas alam yang besar termasuk di Ladang Utaranya yang mengandung deposit terbesar di dunia dan membentang di bawah laut Teluk Persia hingga ke wilayah Iran. [my/lt]
Forum